II. ARTI
Kajangki Luwu berarti "Kemenangan Luwu" maka jelas bahwa kajangki Luwu
menggambarkan dan mengisahkan kemenangan yang dicapai di medan perang.
III. PEMENTASAN
Kajangki Luwu dapat dipentaskan.
(I), DI WOTU SENDIRI
a. Diadakan pada acara kebesaran adat yangdipentaskan Barugga, antara lain;
- Macceratasi ; Pesta laut,
- Mobiola ; Pesta kemenangan,yakni peringatan yang diadakan setiap ada daerah yang ditaklukkan.
Momante ; Pesta panen.
b. RUMAH PEJABAT.
Dilakukan dalam acara;
1. Memasuki rumah baru,
2. Pesta persalinan,
3. Pesta perkawinan.
PEJABAT;
Pejabat yang dinaksud adalah anggota hadat dan pejabat penerintahan,khusus pejabat hadat meliputi;
- Macoa Bawalipu,
- Macoa Bemtua,
- Macoa Mincara Oge,
- Macoa Pelemba Oge,
- Uragi Bawalipu,
- Uragi Datu,
- Uragi Ala,
- Anre Guru Olitau.
- Anre Guru Tomadappe,
- Anre Guru Lara,
- Anre Guru Tomengkeni,
- Anre Guru Pawawa,
- Anre Guru Ranra.
- Angkuru,
- Paramata Lewonu,
- Paramata Rampa,
- Tanggi
RUMAH BARU,
1. Rumah yang memiliki tipe-tipe satu. Tarian kajangki di tarikan dengan
cara setelah runah dimasuki, dan merupakan rangkaiam acara.
2. Rumah yang memiliki tipe tipe dua susun keatas. Tarian kajangki
ditarikan sejak memasuki pintu,mengantar pemilik rumah, merupakan acara
pertama memasuki rumah, kajangki ini disebut Kajangki Tuddu.
PESTA PERSALINAN.
Tarian kajangki dapat dilaksanakan pada kelahiran anak-anak pejabat, turunan pejabat dan bekas pejabat (Tomengkeni).
PESTA PERKAWINAN.
Tarian Kajangki Luwu dapat di mainkan pada pesta perkawinan sebelum dan
sesudah akad nikah, pada perkawinan yang disebut Nikka Datu Balua, yaitu
perkawinan yang terjadi antara pasangan turunan Bawalipu, Oragi dan
Anre Guru.
(II) DI ISTANA.
Tarian Kajangki Luwu yang dilaksanakan di Istana Datu Luwu di Ware (Tempat Ibu Kota Kerajaan) dalam acara;
1. Peringatan Kemenangan,
2. Kelahiran putra-putri raja (Datu).
IV. PEMAIN
Yang boleh menjadi pemain tarian kajangki yaitu semua turunan dari jenis
jabatan di atas dan turunan olitau. Olitau adalah suatu
golongan/keturunan yang secara turun temurun tidak dapat diangkat
sebagai anggota adapt, sesuai kenyataannya, tetapi mempunyai hak
istimewa yakni apabila ada anggota hadat yang menurut ukurannya tidak
wajar lagi menjadi anggota hadat, maka ia berhak menurunkan dari jabatan
melalui Macoa Bawalipu.Sebagai mana diketahui bahwa Olitau, ialah
turunan Bawalipu sejak dahulukala sampai pada saat siding pleno hadat di
samping Tangga Padda (Sekarang Masjid Arrasiun). menerima Islam, dan
telah dilanggar dengan melakukan protes keras sehingga hadat menjatuhkan
sanksi.
V.JENISNYA.
Tarian Kajangki Luwu termasuk jenis tari pahlawan/tari perang dan
merupakan sendatari (seni drama tari), namun tidak menutup kemungkinan
dapat dimainkan sebagai tarian biasa.
VI. KOMPOSISI.
1. SERE BANDA, ialah suatu gerak tari yang dibawakan oleh pria, yang
menggambarkan sepasukan pejuang yang kembali dari medan perang dengan
kemenangan yang gilang gemilang. Jumlah pemain sesuai dengan kebutuhan.
2. Kostum/pakaian
1). Baju warna hitam (Model jas tutup),
2). Celana hitam panjang antara 10-15 cm dibawah lutut dan agak sempit.
3). Sarung berwarna merah kehitaman.
4). Destar merah daqrah (pasapu jonjo) kurang lebih sama dengan destar Sultan Hasanuddin.
5). Keris.
3. SUMAJO. Ialah merupakan sebuah gerak tari yang dimainkan oleh
putra-putri istana, yang merupakan penyanbutan atau pernyataan gembira
atas kemenangan para pejuang,pemainnya minimal empat orang.
Kostum/Pakaian.
1). Baju Bodo Panjang (baju laru) warna merah dan sarung warna putih.
2). Sanggul tinggi.
4. EJA-EJA, adalah gerak dan nyanyi dilakukan perorangan, dimulai oleh
salah seorang pejuang yang menurut hadat salah tingkah disaat melihat
penari wanita.Ia menggunakan Cinde.
5. ANGGOTA HADAT terdiri dari;
1). Macoa Bawalipu,
2). Andreguru Olitau,
3). Andreguru Pawawa.
Selaku Dewan Hakim yang mengadakan siding terhadap para pejuang yang menurut penilaian mereka telah melanggar tatakrama.
5. PEMAIN MUSIK.
1). Penabug gendang 2 orang,
2). Pemain lae-lae 1 orang.
3). Pemain curiga 1 orang.
4). Pemain gong 1 orang
5). Penyanyi 1-2 oramg
KOSTUM;
1). Penabuh gendang sama dengan kostum pejuang,
2). Pemain lae-lae dan curiga sama dgn kostum pemain wanita.
3). Pemain gong sama dengan kostum pejuang,
4). Penyanyi , baju hitam.
VII. WAKTU PENTAS
1. Dapat dimainkan dalam waktu paling lama 30 menit,
2. Dapat dimainkan semalam suntuk.
VIII. JALANNYA PERMAINAN
Formasi Dasar
1. Pria dasar lingkaran,
2. Wanita dasar bersaf.
Persiapan
a. Pemain pria siap berbentuk berbanjar;
- Gendang ditabuh,pemain pria serentak Mattuddu dengan ucapan Hae yang tegas dan bersemangat.
- Gerak berjalan,
- Gerak ketangkasan,menggunakan senjata,
- Gerak serangan,
- Gerak bagaimana menyebrangi sungai,
Setiap peralihan gerakan dengan komando Lele.
b. Sementara pria menari, para pemain wanita telah siap dengan berbanjar
disebuah tempat. Setelah gerak penyerangan bagi pria, kembali dengan
gerakan berjalan menuju tempat wanita, dan pada saat itu dengan iringan
lagu dan musik penari wanita keluar, dengan berjalan menjemput kaum pria
yang seterusnya beriringan menuju pentas, dimana anggota hadat telah
duduk.Pria membentuk setengah lingkaran dan dengan kode tabuh gendang,
mereka serempak duduk bersilah, dan penari wanita memulai gerak tarinya.
Pada sat itu para pejuang nampak masing-masing dengan gerak-gerik
tertarik kepada penari wanita, yang diperhatikan oleh hadat. Anggota
hadat meneliti para pejuang yang salah tingkah, yang itulah yang
dijatuhi hukuman. Setelah selesai gerak tari wanita, dengan kode tabuh
gendang, juga mereka duduk.
Pada saat terjadi persidangan.
- Macoa Bawalipu mengatakan:
"TAMAKA RANNU,UJIA PADA AWAMU MUBAWA JANGKI LAEKIA DAA SANGO UPODDA
NYAWA,IYYA TOMI DAANUSALA SAITOMU MUPOPAITA KEDO KEDO LASITINAJA
IPOPAITA ITANGA TOMATABBA"
- Magaga pakaitata Anre Guru.?.
"METTU TONGGA TASANGAE,JAJJI PARALLU IPALANAI EJA-EJA"
- Macoa Bawalipu melemparkan cinde kepada yang dianggap bersalah.
- Yang bersangkutan menerima cinde, dan bersujut di hadapan macoa Bawalipu lalu berdiri dengan gerakan dan nyanyi.
- Berlangsunglah acara Eja-Eja.
- Cinde dapat diserahkan kepada salah seorang gadirin pria.
- Siapa yang memperoleh cinde, harus melaksanakan gerak dan nyanyi Eja-Eja.
- Cinde tidak dapat berpindah kepada pejabat , bekas pejabat dan wanita.
- Jika cinde kepada salah satu yang tersebut diatas, maka permainan dinyatakan selesai.
- Setelah permainan selesai, gendang ditabuh dan para pemain berdiri dengan gerakan berjalan menuju ketempat yang tersedia.
- Tarian ini tidak boleh ditarikan se potong-potong, seperti pria saja,
atau wanita saja, hanya Eja-Eja saja, akan tetapi harus dilakukan secara
lengkap.
PENUTUP dan SARAN
Untuk pelaksanaan program pembinaan, pengembangan dan pelestarian
kesenian ini, penyusun memohon kepada orang tua-tua dan anggota hadat
dan turunannya, agar berkenan mengihlaskan kesenian ini kiranya dapt;
1. Dimainkan oleh seniman yang berbakat dengan tidak memandang keturunan.
2. Dimainkan pada acara-acara yang dirasa perlu kesenian ini ditampilkan.
3. Dikembangkan kepada generasi muda selanjutnya,dan kepada seniman
didaerah-daerah lain utamanya di Kabupaten Luwu, agar kesenian ini dapat
dikenal dan dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai jalur
dapatnya menjadi Kesenian Nasional Indonesia.