Senin, 19 November 2012

7 Fenomena di Angkasa


1. Moonbows dan Secondary rainbow

Moonbows- Fenomena ini terjadi ketika bulan berada pada titik rendah, bulan memang benda langit yang tidak memiliki cahaya sendiri, bulan “meneruskan” cahaya dari matahari, bila pelangi siang hari terjadi karena pembiasan cahaya matahari, maka pelangi yang terjadi malam hari disebabkan oleh pembiasan cahaya bulan. Beberapa tempat di dunia sering menampilkan moonbow, salah satunya adalah air terjun Victoria di perbatasan Zambia dan Zimbabwe. Selain itu, air terjun Cumberland, dekat Corbin, Kentucky di Amerika Serikat juga sering dilaporkan terlihat moonbow disana.
Secondary rainbow- Secondary rainbow adalah pelangi dari radius 51 derajat, kadang-kadang terlihat di luar pelangi primer. Hal ini dihasilkan ketikacahaya memasukkan tetesan awan tercermin dua kali secara internal dan kemudian keluar tetesan itu. Spektrum warna dibalikberkenaan dengan pelangi primer, dengan warna merah muncul ditepi dalamnya. Sebuah pelangi tersier memiliki, untukpengetahuan saya, tidak pernah diamati. Ini harus dalam arahmatahari, tetapi karena akan sangat samar (karena tiga refleksiinternal dalam tetesan air), dan juga dalam kecerahan langit dekatmatahari, hal itu akan hilang dalam silau. Namun, cobalah untuk mencari itu - tidak perlu bila primer cerah dan / atau pelangisekunder terlihat, karena akan di bagian yang sama sekaliberbeda dari langit!

2. Aurora borealis dan Norwegia Spiral
Aurora borealis- Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari). 
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Norwegia Spiral- Dengan itu batu besar sekitar 2400BC terakhir, metode tujuan dan pembangunan Stonehenge telah lama diperdebatkan. Manusia umumnya diterima membangun monumen yang sebenarnya, seperti comparably batu besar telah didirikan di zaman modern menggunakan alat primitif. Namun, teori Astronaut Kuno mengklaim bahwa posisi batu mengkonfirmasi kemampuan kuno untuk memprediksi gerhana. Ini berarti kemampuan orang dahulu memiliki pengetahuan tentang node lunar - dua titik di ruang di mana orbit Bumi memotong orbit bulan. Pengetahuan ini tidak akan mungkin tanpa pengaruh luar angkasa - atau oleh generasi studi cerdik yang terus menerus diturunkan dan ditingkatkan. Ilmu pengetahuan modern jelas cenderung kepada yang kedua, namun ada kemungkinan bahwa para ilmuwan juga disebabkan terlalu banyak astronomi arti penempatan batu.

3. Awan necreous dan Awan morning glory
Awan necreous- Awan ini jarang kita lihat, kadang-kadang disebut awan ibu mutiara, berada di ketinggian 15 - 25km (9 -16 mil)di stratosfer dan jauh di atas awan troposfer. Mereka memiliki warna yang bervariasi tetapi bukan sembarang warna. variasi warna ini dibentuk dari bias cahaya matahari. Awan ini sebagian besar terlihat di daerah kutub dan di musim dingin di lintang tinggi, Skandinavia, Alaska, Kanada Utara. untuk tingkat warni awan rendah dapat dilihat di mana saja. Awan Nacreous bersinar terang di bawah sinar matahari di dataran tinggi selama dua jam setelah matahari terbenam atau sebelum fajar.
Cloudstreetsairplane
Awan morning glory- Formasi awan ini sangat jarang ditemui (memiliki tinggi sekitar 100-200 meter) dan hanya dapat diprediksi dalam satu tempat tertentu di bumi, tetapi dapat terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia. Awan ini diklasifikasikan sebagai jenis awan roll. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka terbentuk di daerah dengan kelembaban yang tinggi tetapi tidak diketahui dengan pasti apa yang membentuk awan ini.

4. Supermoon
Supermoon- Supermoon' adalah suatu fenomena alam di mana bulan berada pada titik terdekat dengan bumi. Fenomena Supermoon ini merupakan peristiwa langka yang terjadi setiap 18 tahun sekali ini, membuat bulan menjadi tampak lebih gemuk dari biasanya.

5. Halo matahari dan Lidah api matahari 
Halo matahari– seperti pelangi, Halo terbentuk mengelilingi matahari karena embun/uap lembab (dalam hal ini kristal es) yang dibiaskan dari sinar matahari di atmosfer bagian atas. Terkadang dua atau beberapa area di dalam lingkaran atau busur sekitar matahari akan terlihat lebih terang, membentuk sesuatu yang disebut Sun Dogs. Halo dapat juga terbentuk mengelilingi Bulan, dan terkadang mengelilingi bintang-bintang terang dan planet-planet, seperti Venus.
Lidah api matahari- Lidah api di matahari atau juga disebut prominensa merupakan bagian matahari yang sangat besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop (putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu, wahana ruang angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang khusus memantau matahari merekam fenomena selama 30 jam ini.
Prominensa biasanya menjulur hingga ribuan kilometer; yang terbesar yang pernah diobservasi terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000 kilometer - sekitar 28 kali diameter bumi. Massa di dalam prominensa berisikan material dengan berat hingga 100 miliar ton.

6. Belt of vinus dan Green ray
Belt of vinus- Belt of Venus (nama dewi Venus Romawi) adalah batas berwarna merah muda kecoklatan yang memisahkan berkas bayangan bumi  yang berwarna gelap, dengan langit di atasnya. Belt of 
Venus sebenarnya adalah bayangan Bumi yang tampak pada sisi timur atau arah yang berlawanan dengan arah terbenamnya matahari. Fenomena alam ini akan tampak sangat baik ketika suasana langit tak berawan, namun sangat berdebu, khususnya pada saat senja, setelah matahari terbenam. Biasanya terjadi 10 – 15 menit setelah matahari terbenam.
Green ray- Terjadi sesaat sebelum matahari terbenam total, dan setelah matahari terbit. Fenomena yang muncul berupa Green Flash (kedipan hijau) di atas matahari yang umumnya terjadi sangat singkat/sesaat saja. Fenomena ini disebabkan oleh pembiasan cahaya di atmosfer.

7. Meteor lyrids
Meteor lyrids- Rasi bintang asal munculnya “Meteor Lyrids” adalah rasi bintang Lyramemiliki titik pancar dengan intesitas titik pancar tergolong kategori sedang yakni hanya belasan meteor per jam, kendati hanya belasan meteor lyrid yang dipancarkan per jam, sepertinya fenomena keajaiban ini cukup menarik menarik perhatian masyarakat di Indonesia. 
Di Indonesia hujan meteor memang dianggap langka sehingga hujan Meteor Lyrids di Indonesia yang diprediksi puncaknya akan terjadi pada tanggal 21 dan 22 April 2010 tidak mengherankan jika banyak masyarakat di Indonesia berusaha berebut untuk dapat menyaksikan langsung fenomena keajaiban tersebut. Hujan Meteor Lyrids Hari Jumat 16 April 2010 memang cukup menarik karena 16 April 2010 bertepatan dengan hari Jumat yang kebetulan merupakan hari yang sering terjadinya beberapa kejadian penting termasuk fenoma alam bahkan musibah dan bencana alam di Indonesia. 

Pendapat ahli pun cukup beragam tentang hujan meteor termasuk pendapat ahli tentang hujan Meteor Lyrids namun para ahli tersebut umumnya memiliki kesepahaman pendapat berdasarkan segi proses penyebab terjadinya hujan meteor. Pada dasarnya penyebab hujan meteor Lyrids tidak jauh berbeda dengan penyebab hujan meteor lainnya yakni terjadinya gumpalan “awan meteor” karena bumi sedang berevolusi melewati lapisan sisa debu pada lintasan komet khususnya lintasan "Komet Thatcher", sehingga ketika komet Thatcher mulai mendekat areal matahari, pancaran energi matahari tersebut menguapkan dan menghamburkan gumpalan es dan debu pada inti komet Thatcher yang kemudian membentuk ekor. Partikel dari debu-debu bagian ekor Komet Thatcher yang masih tertinggal di sepanjang lintasan orbitnya tersebut merupakan gugusan meteoroid yang kemudian gugusan meteoroid tadi bisa berpotensi menembus atmosfer dan terbakar di lapisan atmosfer menyebabkan munculnya hujan meteor yang disebut hujan meteor Lyrid di permukaan bumi bila poros bumi mulai melintasi Matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar