Elina adalah salah seorang peri bunga
yang hidup di sebuah negeri indah yang terletak di ujung pelangi bernama
Fairytopia. Di negeri itu, segala sesuatunya sangat indah karena
dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran dan (tentunya) para peri yang
beterbangan kesana-kemari.
Berbeda
dengan rekan-rekannya, Elina dilahirkan dengan satu kekurangan yaitu
tanpa sayap sehingga otomatis ia tidak bisa terbang. Hal ini sudah tentu
menjadikan peri berambut pirang ini menjadi bahan olok-olok para
penduduk Fairytopia.
Namun semua
itu berubah ketika suatu hari seorang penyihir jahat Laverna muncul dan
berusaha menguasai Fairytopia. Caranya adalah dengan menyihir negeri
yang semula begitu indah tersebut dengan mantra-mantranya, yang
berakibat matinya bunga-bunga yang telah bermekaran dan runtuhnya sayap
para peri.
Tiba-tiba
kekurangan Elina menjadi andalan utama bagi Fairytopia untuk bisa lolos
dari cengkraman Laverna, yang berusaha merebut negeri itu dari penguasa
sesungguhnya The Enchantress. Dengan berjalan kaki, gadis itu mengemban
misi penting untuk memberitahu Azura seorang peri pelindung akan bahaya
yang mengancam Fairytopia.
Dalam
petualangannya yang membutuhkan keberanian ekstra menembus hutan gelap,
kota yang belum pernah dilihat sebelumnya, bagian bawah laut, dan (pada
puncaknya) istana sang penyihir jahat, ia berhasil mengumpulkan
sejumlah sahabat yang tak kalah unik.
Meskipun
bahaya yang ia dapatkan dalam perjalan tidak mematahkan semangat Eliana
untuk tetap menyelamatkan negerinya dari sihir jahat Laverna.
Akhirnya apa yang ia usahakan tidaklah sia2, peperangan dan perkelahian dapat ia atasi atas bantuan semua teman2nya yang hebat, sehingga bunga yang akan mekar untuk menerangi negerinya yang hampir kuncup dapat terbuka dan mekar dengan indahnya.
Kini
negerinya menjadi terang dan Laverna pun dapat dikalahkannya, meskipun
begitu permusuhan dan niat jahat Laverna tidak selesai. Laverna akan
berencana untuk menghancurkannya kembai...Eliana dan sahabatnya
mendapat lantikan Putri Mahkota dari Azzura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar