Petualangan Tinker Bell dimulai dengan tugasnya dalam membuat scepter. Berdasarkan adat di Pixie Hollow, akhir musim semi dirayakan dengan membuat tongkat batu bulan (scepter). Semua golongan peri telah membuatnya, dan sekarang, giliran golongan peri pekerja.
Peri Mary, pemimpin golongan pekerja, merekomendasikan TinkerBell kepada Ratu Clarion.
TinkerBell
harus membuat tongkat yang sempurna menyangga batu bulan. Saat bulan
purnama tiba, sinar bulan tersebut harus tepat menembus batu bulan
sehingga menghasilkan serbuk biru. Serbuk biru itulah yang menjadi pupuk
pohon serbuk ajaib yang merupakan makanan para peri.
Tantangannya, batu bulan tersebut sangat rapuh dan merupakan satu-satunya di dunia.
TinkerBell
dibantu oleh sahabatnya, Terence. Namun dalam proses pengerjaannya,
terjadi pertengkaran di antara mereka dan batu bulan pun pecah
berkeping-keping.
Untuk mengembalikan batu bulan seperti semula, TinkerBell harus menggunakan cermin ajaib yang mengabulkan permintaan.
Dalam
perjalanan mencari cermin tersebut-lah TinkerBell mengalami pergulatan
emosi (*busyet bahasa gw… pergulatan emosi!). Mulai dari rasa
bersalahnya karena telah memarahi Terence, rasa bahagia karena bertemu
dengan kawan baru dan ketegangan saat bertarung dengan monster tikus dan
troll.
* * *
Petualangan TinkerBell ini member sebuah pesan berharga bagi kita yang menontonnya:
Dari TinkerBell: emas, permata bukanlah harta sesungguhnya. Emas dan permata dapat musnah. Tapi persahabatan akan abadi untuk selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar