Selasa, 28 Januari 2014

Film Joshua

Joshua (diperankan oleh Jacob Kogan) adalah putra sulung yang berusia 9 tahun, ketika adik perempuannya yang bernama Lily lahir. Joshua tergolong anak yang agak aneh. Dia tidak pernah tersenyum, gaya berpakaiannya kolot, dan wajahnya hampir tanpa ekspresi. Tapi dia seorang anak yang sangat pintar dan ahli bermain piano. Pamannya yang gay bernama Ned (diperankan oleh Dallas Robert) yang menjadi guru pianonya.

Sejak kelahiran adiknya, Lily, Joshua merasa kurang mendapat perhatian dari orangtuanya. Seluruh perhatian hanya tercurah pada adiknya yang masih kecil. Kemudian, ia mulai senang memperhatikan segala hal yang berbau kekerasan dan kekejaman. Ia tertarik pada mumi Mesir, dewa kekacauan Seth dan segala hal yang kejam lainnya. Tapi orangtuanya tidak sempat memperhatikan.

Ibu Joshua, Abby (diperankan oleh Vera Farmiga) adalah seorang penderita schizofrenia. Ia ketergantungan obat dan harus selalu berkonsultasi dengan psikiater selama 17 tahun terakhir. Ia sangat obsesif terhadap Lily dan tidak mengizinkan seorangpun untuk merawat putrinya itu, bahkan mertuanya sendiri. Usul untuk menyewa jasa pengasuh bayi pun ditolaknya mentah-mentah. Hanya dia sendiri yang bisa mengurus Lily. Tak ada yang lain. Ia sangat menyayangi Lily karena bayi itu sangat tenang dan tidak pernah rewel.
Sementara, Brad (diperankan oleh Sam Rockwell), ayah Joshua, adalah seorang pria periang yang bekerja menjadi broker saham di perusahaan yang bonafide. Ia menghabiskan hari-harinya dengan gembira dan selalu menyempatkan diri berolah raga sepulang kerja. Dia memiliki seekor anjing yang sangat disayanginya. Anjing ini sudah dipeliharanya sejak ia masih remaja. Meskipun dia tidak mengalami gangguan jiwa seperti istrinya, tapi dia juga tidak memperhatikan kelainan yang dimiliki putra sulungnya. Dia hanya tahu kalau anaknya itu pintar.

Joshua sempat bertanya pada ibunya, apakah sewaktu bayi dulu dia juga sama menyenangkannya dengan Lily? Dengan ragu-ragu dan tidak tulus, ayah dan ibunya menjawab kalau ia juga dulu sangat menyenangkan. Tapi Joshua tidak percaya. Dia lalu menyelidiki sendiri dengan menonton video rekaman kelahirannya secara diam-diam. Dari situlah dia mengetahui kalau ibunya tidak pernah bahagia sejak kelahirannya. Joshua bayi yang rewel dan selalu menangis sepanjang hari. Akibatnya, schizofrenia ibunya kambuh. Ibunya jadi stress dan tidak pernah gembira. 

Sejak saat itulah Joshua mulai bertingkah dan melakukan teror di dalam rumahnya, sehingga keluarga yang harmonis dan bahagia itu berubah menjadi keluarga yang penuh amarah dan tidak pernah tenang. Joshua yakin kalau ayah dan ibunya tidak pernah menyayanginya sejak ia lahir. Berbeda dengan Lily yang disambut dengan gembira. Ia ingin menyingkirkan Lily karena dialah yang telah merebut perhatian dan kasih sayang orangtuanya. Ia ingin membuat ibunya membenci Lily.

Setiap malam, Joshua akan mendatangi kamar adiknya itu, lalu membuatnya menangis terus-menerus. Kejadian ini kembali membuat ibunya stress. Ia tidak tahu apa yang terjadi sehingga Lily yang manis berubah menjadi rewel dan menyebalkan. Penyakit jiwanya kambuh dan ia mulai sering berhalusinasi. Dia juga tidak mau disentuh oleh suaminya. Suaminya kemudian meminta ibunya datang untuk membantu menjaga Lily kalau penyakit istrinya kambuh lagi. 

Sejak dulu, Abby tidak pernah akur dengan ibu mertuanya itu. Maka, kedatangannya ke rumah mereka membuat masalah baru. Mertuanya adalah seorang Kristen yang fanatik, berbeda dengan Abby yang Yahudi. Maka Abby sangat marah ketika mertuanya mengajak Joshua ke gereja dan menyuruhnya membaca Alkitab. Joshua memang membacanya, tapi dia hanya tertarik pada kisah-kisah ketika manusia mendapat hukuman karena dosanya. Tapi, dia berhasil dekat dengan neneknya.

Tapi Abby mulai merasa kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan Joshua. Ia merasa kalau Joshua berniat menyakiti Lily. Tapi karena riwayat penyakit jiwa yang dideritanya, tak ada yang mempercayainya. Suaminya bahkan menyuruhnya agar kembali minum obat anti depresi agar tidak berhalusinasi lagi. Dan obat ini juga membuat Abby tidak bisa menyusui Lily dan ia semakin stress.

Joshua mendapat tugas untuk membawa anjing ayahnya berjalan-jalan di sore hari. Suatu ketika, anjingnya mati sepulang dari jalan-jalan. Ayahnya sangat sedih dan menangis. Ia tidak tahu, kalau Joshua memang sengaja membunuh anjing itu untuk menyakiti ayahnya. Ayahnya akhirnya mengetahui sendiri, ketika secara tidak sengaja melihat rekaman yang dibuat oleh Joshua. Joshua berjalan-jalan di malam hari dengan membawa handycam dan masuk ke kamar adiknya. Ia lalu mengganggu Lily hingga menangis, lalu bersembunyi sebelum orangtuanya muncul. Ayahnya akhirnya menyadari kalau memang ada sesuatu yang tidak beres dengan Joshua. Ia langsung pergi menyusul Joshua dan neneknya.

Ketika itu, Joshua sedang berjalan-jalan ke museum bersama neneknya. Ia berhasil membawa lari kereta bayi Lily ketika neneknya sedang berada di toilet. Ia berniat menodorong kereta berisi adiknya itu dari atas tangga ke jalan raya. Tepat pada saat itulah neneknya melihat dan menghentikannya. Joshua tidak jadi menjatuhkan kereta bayi itu dan pura-pura tidak tahu apa yang dilakukannya. Tapi ayahnya yang sudah sampai melihat langsung apa yang hendak dilakukan Joshua. Ia lalu menarik kereta bayi itu turun. Sementara itu, Joshua yang kesal karena niatnya dihalangi oleh neneknya, mendorong neneknya hingga jatuh dan tewas. Meskipun tidak melihat langsung, ayahnya yakin kalau Joshua-lah yang telah mendorong wanita tua malang itu.

Ia kemudian mulai melakukan tindakan antisipasi di rumahnya. Ia tidak membiarkan Lily lepas dari pandangan matanya. Ia bahkan berhenti kerja agar bisa menghabiskan waktu bersama Lily di rumah. Ia kemudian memanggil seorang psikolog anak ke rumah. Ia tahu itu akan membuat Joshua sangat marah. Tapi situasi menjadi terbalik. Ketika dengan pintarnya Joshua membuat sketsa yang menunjukkan seakan-akan dia mendapat penganiayaan dari kedua orangtuanya sejak keci. Psikolog itu balik memarahi ayahnya dan menuduhnya telah menganiaya anaknya. Joshua hanya tersenyum di balik pintu melihat kejadian yang direkayasanya itu.

Dengan marah, ayahnya mengatakan kalau Joshua akan dikirim ke sekolah di luar negeri. Dia tidak bisa lagi tinggal bersama mereka. Joshua menangis dan melarikan diri. Ayahnya yang menyesal mencoba membujuknya. Dan mendadak, Joshua berubah menjadi baik dan menyayangi adiknya. Ayahnya sampai terheran-heran. Tapi ia diam saja. Dan ketika Joshua mengajak jalan-jalan ke taman ia setuju. Disitulah Joshua menjebak ayahnya.

Ia berhasil membuat ayahnya sangat marah hingga memukulnya di depan banyak orang. Ayahnya sudah tidak bisa menguasai diri lagi sampai harus ditangkap polisi dan dipenjara. Sementara itu, Joshua akhirnya tinggal bersama pamannya. Dan ia senang, karena kasih sayang pamannya ini tidak pernah berubah kepadanya. Baik sebelum ataupun sesudah Lily lahir.(2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar