Selasa, 28 Januari 2014

Film A Mighty Heart

Kembali aku ingin menuliskan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata, seperti Alive dulu. Diadaptasi dari Novel berjudul Mariane Pearl’s Memoir yang ditulis oleh Mariane Pearl sendiri dan mengisahkan tentang bagaimana suaminya Daniel Pearl diculik suatu kelompok etnis di Karachi, Pakistan. 
Hanya karena dia seorang Yahudi dan dianggap mata-mata Amerika. Film ini menceritakan bagaimana ketabahan Mariane ketika harus menanti kabar suaminya selama lebih dari sepuluh hari, dalam keadaan sedang hamil tua. Film yang mengharukan dan Angelina Jolie berperan sangat bagus disini. 
Daniel Pearl atau Danny (diperankan oleh Dan Futterman) adalah seorang jurnalis dari Wall Street Journal yang mengajak istrinyaMariane Pearl (diperankan oleh Angelina Jolie) yang juga seorang jurnalis untuk tinggal beberapa waktu di Karachi, Pakistan. Danny ingin mewawancarai seorang tokoh Islam garis keras bernama Sheikh Gilaniyang diduga berada di balik serangan bom di beberapa kota, termasuk di WTC. Danny sudah merancang sebuah pertemuan dengan bantuan beberapa orang di Pakistan. 
Tapi ternyata, pertemuan itu adalah jebakan. Sheikh Gilani tidak pernah mengetahui kalau ada seorang jurnalis Amerika yang datang untuk mewawancarainya. Dan dia sendiripun sebenarnya selalu menolak setiap permintaan wawancara.

Akhirnya diketahui kalau pihak yang menjebak Danny adalah Sheikh Omar. Seorang Islam garis keras lainnya yang sudah sering menculik dan menyandera turis-turis asing di Pakistan. Sebelumnya dia pernah menculik 4 orang turis (3 orang Amerika dan 1 orang Inggris) tapi semuanya dibebaskan tanpa terluka sedikitpun. Dan inilah yang agak menenangkan hati Mariane.

Keseluruhan film ini mengisahkan proses pencarian yang dilakukan oleh Mariane dan kawan-kawannya di seluruh Pakistan. Dengan dibantu olehJaved Habib (diperankan oleh Irrfan Khan), ketua Polisi Rahasia Pakistan. Dan Randall Bennet (diperankan oleh Will Patton), bagian keamanan diplomatic. 
Mereka menelusuri kembali alur perjalanan Danny dengan membaca semua email-email yang ada di komputer Danny. Javed bahkan memberikan akses untuk penyelidikan ke semua operator telepon, untuk melacak nomor-nomor telepon yang mungkin terkait dengan penculikan Danny.

Dalam proses inilah ditunjukkan banyaknya ulah pers yang semakin memperkeruh suasana. Salah satunya adalah pernyataan bahwa Danny sebenarnya adalah mata-mata CIA yang menyamar sebagai jurnalis. Sementara Mariane sendiri meyakinkan kalau Danny benar-benar murni mencari berita, bukan untuk memata-matai. Media juga menyoroti keberadaan Asra Nomani (Archie Panjabi), teman Mariane yang seorang India. Media mengatakan kalau keberadaan Asra disana adalah untuk memata-matai Pakistan. Karena India yang identik dengan Hindu memang selalu berseteru dengan Pakistan yang identik dengan Islam. Padahal Asra sendiri sebenarnya adalah seorang muslim juga. Ada juga berita yang mengabarkan kalau Danny sebenarnya sudah tewas dan mereka menemukan mayatnya di kamar mayat. Tapi ketika Randall dan Javed melihat kesana, mayat itu ternyata bukan mayat Danny.

Marianne juga mendapat bantuan dari rekan mereka yang ada di Wall Street Journal bernama Bussey (diperankan oleh Dennis O’Hara). Karena biasanya, penculikan-penculikan seperti ini akan selalu menghubungi media terlebih dahulu untuk memberitahukan penculikan itu dan mengumumkan syarat yang mereka minta untuk membebaskan tawanan. Ditambah lagi kalau Danny adalah salah seorang jurnalis disana.

Benar saja, bahwa penculik Danny memberikan sebuah syarat melalui media. Mereka mengatakan kalau Danny berada dalam tawanan mereka dan sedang disiksa. Hal ini mereka lakukan karena mereka marah melihat Amerika juga melakukan penyiksaan yang tidak manusiawi terhadap tahanan-tahanan yang ada di penjara Guantanamo. Mereka meminta Amerika menutup Guantanamo dan berhenti menyiksa tawanan-tawanan yang ada disana. Kalau tidak, mereka juga akan menyiksa Danny seperti mereka menyiksa tahanan di Guantanamo. Seperti yang kita ketahui, Penjara Guantanamo memang berisi tahanan-tahanan yang berkaitan dengan tindak terorisme. Dan metode penyiksaan yang dijalankan disana sudah menyebar ke publik, meskipun pemerintah tidak mau memberikan pernyataan secara resmi.

Dari informasi yang didapatkan Mariane dari Randall, sepertinya akan sangat sulit untuk memenuhi permintaan penculik itu. Tidak mungkin penjara Guantanamo ditutup hanya untuk menyelamatkan seorang jurnalis saja, itu alasan mereka. Pihak militer Pakistan juga tidak bersedia membantu. Menurut mereka, penculikan itu terjadi atas kelalaian Danny sendiri. Karena dia seharusnya sudah tahu bagaimana berbahayanya kelompok garis keras itu, tapi dia masih tetap memaksa untuk pergi mewawancarainya tanpa pemberitahuan resmi kepada pemerintah Pakistan. Bahkan pemimpin militer itu juga mencurigai kalau Danny adalah mata-mata Amerika di Pakistan. Sehingga dia menolak memerintahkan militer ikut ambil bagian dalam usaha pembebasan Danny. Maka Mariane harus mencari jalan sendiri untuk itu.

Mariane lalu muncul dalam sebuah interview di CNN. Dalam interview ini dia mencoba untuk meminta simpati dan rasa kasihan dari penculik Danny. Dia menggambarkan Danny sebagai seorang yang jujur dan murni jurnalis, bukan mata-mata. Setelah interview itu, banyak pers dari Pakistan, Amerika dan Prancis (Negara asal Mariane) yang mengerubuni rumah Asra tempat mereka tinggal. Tapi tetap masih belum ada kabar dari suaminya.

Akhirnya Javed berhasil menelusuri kediaman Sheikh Omar dan menangkapnya. Tapi beberapa waktu kemudian ada seorang pria yang datang mengatarkan sebuah handycam berisi rekaman keberadaan Danny. Dari sanalah mereka akhirnya mengetahui kalau Danny ternyata sudah tewas dipenggal. Video itu juga menunjukkan, bagaimana dengan kejamnya mereka memotong-motong tubuh Danny menjadi sepuluh bagian.

Mariane menjerit-jerit karena kemarahan dan kesedihan begitu mengetahui kalau suaminya telah meninggal dengan mengenaskan. Ia memang tidak pernah mau melihat langsung video pembunuhan suaminya itu. Tapi dia mengetahuinya dari informasi yang diberikan Randall dan Javed. Akhirnya ia memutuskan kalau sudah tidak ada lagi yang membuatnya harus tinggal di Karachi. 
Mariane lalu pulang ke negara asalnya, Prancis. Disana ia melahirkan puteranya bernama Adam dan menetap disana. Ia kemudian menuliskan buku tentang pengalaman pahit yang dirasakannya itu, agar anaknya Adam bisa mengenali ayahnya yang tidak sempat dilihatnya itu di masa depan. (2007) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar