1. Moonbows dan Secondary rainbow
1. Moonbows dan Secondary rainbow
Moonbows- Fenomena
ini terjadi ketika bulan berada pada titik rendah, bulan memang benda
langit yang tidak memiliki cahaya sendiri, bulan “meneruskan” cahaya
dari matahari, bila pelangi siang hari terjadi karena pembiasan cahaya
matahari, maka pelangi yang terjadi malam hari disebabkan oleh pembiasan
cahaya bulan. Beberapa tempat di dunia sering menampilkan moonbow,
salah satunya adalah air terjun Victoria di perbatasan Zambia dan
Zimbabwe. Selain itu, air terjun Cumberland, dekat Corbin, Kentucky di
Amerika Serikat juga sering dilaporkan terlihat moonbow disana.
Secondary rainbow- Secondary
rainbow adalah pelangi dari radius 51 derajat, kadang-kadang terlihat
di luar pelangi primer. Hal ini dihasilkan ketikacahaya memasukkan
tetesan awan tercermin dua kali secara internal dan kemudian keluar
tetesan itu. Spektrum warna dibalikberkenaan dengan pelangi primer,
dengan warna merah muncul ditepi dalamnya. Sebuah pelangi tersier
memiliki, untukpengetahuan saya, tidak pernah diamati. Ini harus dalam
arahmatahari, tetapi karena akan sangat samar (karena tiga
refleksiinternal dalam tetesan air), dan juga dalam kecerahan langit
dekatmatahari, hal itu akan hilang dalam silau. Namun, cobalah untuk
mencari itu - tidak perlu bila primer cerah dan / atau pelangisekunder
terlihat, karena akan di bagian yang sama sekaliberbeda dari langit!
2. Aurora borealis dan Norwegia Spiral
Aurora borealis- Aurora
adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan
ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan
magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang
dipancarkan oleh matahari (angin matahari).
Di
bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan
magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan
nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena
Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini
karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara
seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis
selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April.
Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis
mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di
puncak gunung di iklim tropis.
Norwegia Spiral- Dengan
itu batu besar sekitar 2400BC terakhir, metode tujuan dan pembangunan
Stonehenge telah lama diperdebatkan. Manusia umumnya diterima membangun
monumen yang sebenarnya, seperti comparably batu besar telah didirikan
di zaman modern menggunakan alat primitif. Namun, teori Astronaut Kuno
mengklaim bahwa posisi batu mengkonfirmasi kemampuan kuno untuk
memprediksi gerhana. Ini berarti kemampuan orang dahulu memiliki
pengetahuan tentang node lunar - dua titik di ruang di mana orbit Bumi
memotong orbit bulan. Pengetahuan ini tidak akan mungkin tanpa pengaruh
luar angkasa - atau oleh generasi studi cerdik yang terus menerus
diturunkan dan ditingkatkan. Ilmu pengetahuan modern jelas cenderung
kepada yang kedua, namun ada kemungkinan bahwa para ilmuwan juga
disebabkan terlalu banyak astronomi arti penempatan batu.
3. Awan necreous dan Awan morning glory
Awan necreous- Awan
ini jarang kita lihat, kadang-kadang disebut awan ibu mutiara, berada
di ketinggian 15 - 25km (9 -16 mil)di stratosfer dan jauh di atas awan
troposfer. Mereka memiliki warna yang bervariasi tetapi bukan sembarang
warna. variasi warna ini dibentuk dari bias cahaya matahari. Awan ini
sebagian besar terlihat di daerah kutub dan di musim dingin di lintang
tinggi, Skandinavia, Alaska, Kanada Utara. untuk tingkat warni awan
rendah dapat dilihat di mana saja. Awan Nacreous bersinar terang di
bawah sinar matahari di dataran tinggi selama dua jam setelah matahari
terbenam atau sebelum fajar.
Awan morning glory- Formasi
awan ini sangat jarang ditemui (memiliki tinggi sekitar 100-200 meter)
dan hanya dapat diprediksi dalam satu tempat tertentu di bumi, tetapi
dapat terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia. Awan ini
diklasifikasikan sebagai jenis awan roll. Beberapa orang mengatakan
bahwa mereka terbentuk di daerah dengan kelembaban yang tinggi tetapi
tidak diketahui dengan pasti apa yang membentuk awan ini.
4. Supermoon
Supermoon- Supermoon'
adalah suatu fenomena alam di mana bulan berada pada titik terdekat
dengan bumi. Fenomena Supermoon ini merupakan peristiwa langka yang
terjadi setiap 18 tahun sekali ini, membuat bulan menjadi tampak lebih
gemuk dari biasanya.
5. Halo matahari dan Lidah api matahari
Halo matahari– seperti
pelangi, Halo terbentuk mengelilingi matahari karena embun/uap lembab
(dalam hal ini kristal es) yang dibiaskan dari sinar matahari di
atmosfer bagian atas. Terkadang dua atau beberapa area di dalam
lingkaran atau busur sekitar matahari akan terlihat lebih terang,
membentuk sesuatu yang disebut Sun Dogs. Halo dapat juga terbentuk
mengelilingi Bulan, dan terkadang mengelilingi bintang-bintang terang
dan planet-planet, seperti Venus.
Lidah api matahari- Lidah
api di matahari atau juga disebut prominensa merupakan bagian matahari
yang sangat besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari,
seringkali berbentuk loop (putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu,
wahana ruang angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang khusus memantau
matahari merekam fenomena selama 30 jam ini.
Prominensa
biasanya menjulur hingga ribuan kilometer; yang terbesar yang pernah
diobservasi terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000
kilometer - sekitar 28 kali diameter bumi. Massa di dalam prominensa
berisikan material dengan berat hingga 100 miliar ton.
6. Belt of vinus dan Green ray
Belt of vinus- Belt
of Venus (nama dewi Venus Romawi) adalah batas berwarna merah muda
kecoklatan yang memisahkan berkas bayangan bumi yang berwarna gelap,
dengan langit di atasnya. Belt of
Venus
sebenarnya adalah bayangan Bumi yang tampak pada sisi timur atau arah
yang berlawanan dengan arah terbenamnya matahari. Fenomena alam ini akan
tampak sangat baik ketika suasana langit tak berawan, namun sangat
berdebu, khususnya pada saat senja, setelah matahari terbenam. Biasanya
terjadi 10 – 15 menit setelah matahari terbenam.
Green ray- Terjadi
sesaat sebelum matahari terbenam total, dan setelah matahari terbit.
Fenomena yang muncul berupa Green Flash (kedipan hijau) di atas matahari
yang umumnya terjadi sangat singkat/sesaat saja. Fenomena ini
disebabkan oleh pembiasan cahaya di atmosfer.
7. Meteor lyrids
Meteor lyrids- Rasi
bintang asal munculnya “Meteor Lyrids” adalah rasi bintang Lyramemiliki
titik pancar dengan intesitas titik pancar tergolong kategori sedang
yakni hanya belasan meteor per jam, kendati hanya belasan meteor lyrid
yang dipancarkan per jam, sepertinya fenomena keajaiban ini cukup
menarik menarik perhatian masyarakat di Indonesia.
Di
Indonesia hujan meteor memang dianggap langka sehingga hujan Meteor
Lyrids di Indonesia yang diprediksi puncaknya akan terjadi pada tanggal
21 dan 22 April 2010 tidak mengherankan jika banyak masyarakat di
Indonesia berusaha berebut untuk dapat menyaksikan langsung fenomena
keajaiban tersebut. Hujan Meteor Lyrids Hari Jumat 16 April 2010 memang
cukup menarik karena 16 April 2010 bertepatan dengan hari Jumat yang
kebetulan merupakan hari yang sering terjadinya beberapa kejadian
penting termasuk fenoma alam bahkan musibah dan bencana alam di
Indonesia.
Pendapat
ahli pun cukup beragam tentang hujan meteor termasuk pendapat ahli
tentang hujan Meteor Lyrids namun para ahli tersebut umumnya memiliki
kesepahaman pendapat berdasarkan segi proses penyebab terjadinya hujan
meteor. Pada dasarnya penyebab hujan meteor Lyrids tidak jauh berbeda
dengan penyebab hujan meteor lainnya yakni terjadinya gumpalan “awan
meteor” karena bumi sedang berevolusi melewati lapisan sisa debu pada
lintasan komet khususnya lintasan "Komet Thatcher", sehingga ketika
komet Thatcher mulai mendekat areal matahari, pancaran energi matahari
tersebut menguapkan dan menghamburkan gumpalan es dan debu pada inti
komet Thatcher yang kemudian membentuk ekor. Partikel dari debu-debu
bagian ekor Komet Thatcher yang masih tertinggal di sepanjang lintasan
orbitnya tersebut merupakan gugusan meteoroid yang kemudian gugusan
meteoroid tadi bisa berpotensi menembus atmosfer dan terbakar di lapisan
atmosfer menyebabkan munculnya hujan meteor yang disebut hujan meteor
Lyrid di permukaan bumi bila poros bumi mulai melintasi Matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar