1. Planet Mirip Bumi
Hasil
pengamatan observatorium MW Keck di Hawaii, Amerika Serikat, selama 11
tahun membuahkan hasil. Para ilmuwan menemukan sebuah planet yang paling
mirip dengan Bumi. Planet itulah kemungkinan bisa dihuni manusia.
Seperti dilansir Telegraph.co.uk, 29 September 2010, sebuah tim 'pemburu planet' menamai planet yang paling mirip dengan Bumi itu dengan nama Gliese 581g.
Planet
yang ukurannya hampir sama dengan Bumi itu mengorbit dan berada di
tengah 'zona huni perbintangan'. Peneliti juga menemukan zat cair dapat
eksis di permukaan planet itu.
Ini
akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan
sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi
dihuni manusia.
Sebelumnya, Badan Antariksa AS (NASA) juga menemukan planet mirip bumi, Kepler 9.
Gliese
581g ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan menggunakan teknik
tercanggih yang dikombinasikan dengan teleskop 'kuno'.
Yang
paling menarik dari dua planet Gliese 581g adalah, dia memiliki massa
tiga sampai empat kali dari Bumi dan periode orbit hanya di bawah 37
hari. Volume massa itu menunjukkan bahwa planet itu kemungkinan
merupakan planet berbatu dengan permukaan tertentu. Itu juga menunjukkan
bahwa planet itu memiliki gravitasi yang cukup.
Gliese
581g terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada
di konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap
bintang dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur
secara terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap
jauh dari bintang, berada dalam kegelapan yang terus-menerus.
Para
peneliti memperkirakan rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24
dan 10 derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celsius. Suhunya
akan sangat terik saat posisinya menghadap bintang dan bisa terjadi
pembekuan saat sedang gelap.
Menurut
Profesor Vogt, gravitasi di permukaan planet itu hampir sama atau
sedikit lebih tinggi dari Bumi, sehingga orang dapat dengan mudah
berjalan tegak di planet ini.
2. Badai Matahari 2012 Setara 100 Bom Hidrogen
Setelah
10 tahun 'terlelap' dalam tidur panjangnya, Matahari bangun. Bangkitnya
Sang Surya membuat para astronom bersiaga penuh.
beberapa
media Amerika Serikat (AS) memberitakan, Badan Antariksa AS, NASA
memperingatkan 'tsunami Matahari' yang menciptakan fenomena aurora -
saat suar Matahari memukul perisai Bumi awal Agustus lalu, hanya
permulaan.
Itu hanya awal dari badai Matahari masif yang berpotensi merusak jaringan listrik dan satelit di seluruh planet Bumi.
NASA
telah menangkis semua pemberitaan itu dengan mengatakan, hal itu bisa
terjadi 'dalam waktu 100 tahun atau hanya 100 hari'. Namun astronom
Australia mengatakan, komunitas ilmuwan luar angkasa bertaruh badai
Matahari bisa datang lebih cepat.
NASA
telah mengawasi aktivitas badai di Matahari sejak 2006. Dan berita yang
beredar di AS menyebut badai matahari bisa terjadi di tahun bencana
yang 'diramalkan' Hollywood - 2012.
badai
Matahari pada 1859 dan 1921 menyebabkan kekacauan, badai itu memutus
jaringan telegram dalam skala yang masif. Dan, badai 2012 diduga lebih
berefek negatif.
Konsensus
umum di kalangan para astronom, badai Matahari pada 2012 atau 2013 akan
jadi yang terburuk dalam 100 tahun terakhir," kata dosen astronomi dan
kolumnis, Dave Reneke, seperti dimuat laman News.com.au, 25 Agustus 2010.
3. Ancaman Badai Matahari
Misteri
badai atau tsunami matahari kini tidak saja menjadi perhatian para
peneliti. Pengambil kebijakan di Inggris pun mulai risau dengan fenomena
di luar angkasa itu - apakah sedahsyat dengan julukan yang disandangnya
(tsunami atau badai) dan bisa mendatangkan malapetaka bagi semua
penghuni Bumi. Menteri
Pertahanan Inggris, Liam Fox, sampai menggelar suatu konferensi khusus
di London pada Senin, 20 September 2010. Pejabat bergelar doktor di
bidang medis itu rupanya menganggap serius peringatan dari para ilmuwan -
termasuk dari NASA awal tahun ini - bahwa suatu ledakan energi Matahari
bisa melumpuhkan Bumi pada 2012. Seperti dilansir harian Telegraph dan The Sun,
para peneliti khawatir ledakan besar yang mereka sebut sebagai tsunami
matahari itu bisa menyebabkan pemadaman listrik secara total di seluruh
dunia dan kekacauan global. Potensi bencana yang terjadi sekali dalam
seabad ini bisa membawa ancaman serius pada sejumlah fasilitas vital:
kerusakan jaringan listrik, hancurnya sistem komunikasi, pesawat jatuh,
dropnya stok pangan dunia, dan porak-porandanya jaringan Internet. Bencana
sejenis disebutkan pernah terjadi pada tahun 1859 dan mendatangkan
kerusakan dahsyat di Eropa dan Amerika. Saat itu dilaporkan kawat
telegraf terbakar habis. Bahkan, saat itu diberitakan dua pertiga langit
di Bumi diselimuti cahaya aurora berwarna merah darah.
4. Bulan Mulai Mengkerut
Bulan,
yang merupakan satelit alami bumi, ternyata mengkerut. Hasil riset
terbaru menunjukkan proses itu terlihat dari berbagai retakan pada kerak
bulan. Retakan-retakan yang menyebabkan bulan menyusut itu terbentuk
karena proses pendinginan selama miliaran tahun.
Alhasil,
diameter benda yang tampak indah dari bumi itu berkurang sekitar 328
kaki atau 100 meter. Tentu saja perubahan ukuran itu tidak dapat diamati
dengan mata telanjang. Diameter bulan sendiri adalah sekitar seperempat
dari bumi.
Peneliti
menemukan 14 titik yang diyakini telah menyebabkan kerutan di kerak
bulan, dalam bentuk seperti jurang yang curam. Hal itu dijelaskan Thomas
R. Watters dari Pusat Pengamatan Bumi dan Planet-Planet dari Museum
Antariksa dan Udara Smithsonian, AS.
Awalnya,
peneliti menemukan lereng-lereng curam itu di garis khatulistiwa bulan.
Tetapi belakangan, hal itu juga ditemukan di berbagai tempat lainnya.
Tebing-tebing curam itu memanjang membentuk suatu kawah kecil yang
cenderung menghilang dalam kurun waktu tertentu. Ini menunjukkan
lereng-lereng itu terbentuk dalam waktu yang sangat panjang.
5. NASA Temukan Planet Alien
Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010.
Kepler
menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat
sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang - seperti planet dalam tata
surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.
Pengamatan
dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran
Saturnus mengorbit sebuah bintang -- dalam jarak sekitar 2.300 tahun
cahaya dari Bumi.
Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.
Sampai
saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang
potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun,
analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.
Namun,
dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari,
seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat
tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet
Kepler adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini.
Sebelumnya, astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan
'tata surya' yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun
cahaya dari Bumi.
6. Asteroid Setara 100 Bom Nuklir Ancam Bumi
Badan
Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mempertimbangkan mengirimkan
satelit tak berawak ke asteroid yang berpotensi menubruk Bumi. Sasarannya
adalah asteroid 1999 RQ36 - yang punya peluang 1:1.000 menabrak Bumi
sebelum tahun 2200. Ini tak main-main, meski peluang tak besar, jika
asteroid itu menubruk Bumi, kerusakannya setara 100 bom nuklir yang
diledakan sekaligus. Berdasarkan
analisa orbit asteroid itu, kemungkinan besar asteroid 1999 RQ36 akan
menubruk Bumi pada 24 September 2182 -- para ilmuwan ingin mengumpulkan sample batu asteroid untuk membantu memperkirakan lintasannya secara lebih akurat. Jika
rencana NASA mendapatkan 'lampu hijau', satelit akan diluncurkan pada
2016 untuk memetakan dan mengumpulkan sampel asteroid - yang lebarnya
1.800 kaki atau sekitar 548,64 meter. NASA
telah resmi mengklasifikasikan RQ36 sebagai asteroid 'berbahaya' saat
ia melintas 280.000 mil dari Bumi. Dengan jaraknya yang makin mendekat
dengan Bumi, asteroid ini lebih terjangkau dari yang lain. Sementara,
Clack Chapman, ilmuwan planet di Southwest Research Institute di
Boulder, Colorado mengatakan dampak RQ36 adalah ledakan dahsyat yang
menghancurkan. Akan
sangat dahsyat, seperti 100 bom nuklir kuat meledak secara bersamaan,
menciptakan kawah yang lebarnya sekitar 10 kilometer," tambah dia. Panel
pakar yang ditunjuk oleh Presiden, Barack Obama telah menyarankan,
program ruang angkasa NASA masa depan harus melampaui Bulan. Ilmuwan
lebih menyarankan misi pendaratan ke asteroid -- yang nyata mengancam
Bumi.
7.
Bumi Diyakini Akan Dilahap Bintang Kanibal
Observatorium
Chandra X-ray milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan
bintang 'kanibal' yang doyan melahap tetangganya. Bintang raksasa merah
berusia miliaran tahun ini dinamai BP Piscium (BP Psc). Ia diperkirakan
menelan bintang yang lebih muda, yang masih bisa dilihat dari
sisa-sisanya.
BP
Piscium ini merupakan versi evolutif dari Matahari yang terletak
sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi. Bintang itu terletak di konstelasi
Pisces. Para ilmuwan mulai mempelajari BP Piscium 15 tahun yang lalu
dan dibingungkan oleh penampakannya yang tak biasa.
Orbit
bintang ini berupa piringan atau disk materi berdebu yang biasanya
menjadi bukti dari mulai terbentuknya planet di sekitar bintang-bintang
baru.
Sementara
bintang muda biasanya lahir di dalam klaster bintang, posisi BP Piscium
terisolasi. Ini yang membuat para astronom yakin, bintang raksasa merah
itu berada di tahap akhir evolusi. Para ilmuwan menyimpulkan, disk
materi debu itu terbentuk dari sisa-sisa bintang muda yang baru saja
dilahap dan dicernanya.
Profesor
Joel Kastner dari Rochester Institute of Technology, New York
mengatakan para peneliti telah menemukan kasus 'kanibalisme bintang'
yang langka. Ilmuwan yakin, BP Piscium memangsa tetangganya hanya
beberapa saat setelah berkembang menjadi 'raksasa merah'--fase akhir
dari evolusi sebuah bintang.
Kerja
kami penuh spekulasi, mengamati bintang, tepat pada titik di mana ia
telah menelan bintang yang lain; dan karenanya ia membentuk disk atau
piringan debu," kata Kastner seperti dimuat Telegraph,
Kamis, 16 September 2010. "Beberapa materi bintang 'korban' meluncur
masuk ke dalam BP Piscium. Yang lain, dilontarkan keluar dengan
kecepatan tinggi. Itu yang kami saksikan."
Para ilmuwan bahkan meyakini Bumi suatu saat nanti bisa bernasib sama dengan bintang-bintang malang yang dilahap BP Piscium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar