1. Perang teluk II
Teluk Persia I atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan.
Latar belakang
Faktor - Faktor Penyebab terjadinya Perang :
- Terjadinya pelanggaran kuota minyak yang dilakukan oleh Kuwait, Arab dan Uni Emirat Arab sehingga produksi minyak melimpah, akibat harga minyak anjlok. Irak waktu itu mengandalkan pendapatan negara dari sektor minyak sangat terpukul dengan peristiwa ini. Irak yang waktu itu sedang membangun negaranya yang rusak akibat perang melawan Iran.
- Ambisi Sadam Husen untuk tampil sebagai orang nomor satu dan dihormati didunia Arab.
- Kuwait dituduh mencuri minyak Irak di Padang Rumelia yang terletak diperbatasankedua negara ( dipersengketakan )
- Sebab khusus yaitu adanya serangan Irak terhadap Kuwait tanggal 22 Agustus 1990 yang berhasilmenduduki Kuwait
2. Perang Sampit
Terletak di Jl. Sudirman kilometer 13,8 (Sampit-Pangkalan Bun), Kalimantan Tengah, terdapat sebuah jalan kecil menembus ke tengah ilalang. Jalan kecil sepanjang 300 meter ini tak lain adalah jalan menuju makam korban massal tragedi Sampit, yang dibangun lebih dari 11 tahun yang lalu.
5 buah batu nisan bertuliskan 19 Februari 2001, tampak berdiri tegak di tengah areal pemakaman berukuran 50 meter x 50 meter ini. Sedikitnya ratusan korban dari tragedi Sampit dikuburkan secara massal di bawah batu-batu nisan tersebut.
Tragedi memilukan ini berawal dari ketegangan antara etnis Madura dan etnis Dayak di tanah Sampit pada tahun 1999. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada 18 Februari 2001. Pengepungan, pengejaran, pembakaran dan pembantaian, terjadi setiap harinya. Tragedi Sampit ini dikenal dengan kesadisannya karena mayoritas korban yang terbunuh dipenggal kepalanya. Tercatat lebih dari 57.000 orang Madura diungsikan ke pulau Jawa untuk menghindari bertambahnya jumlah korban.
[Paul Hary -- Pengunjung Makam Korban Tragedi Sampit]
"Kunjungannya ke sini untuk mengenang kisah tragis pertempuran antar suku, Sampit berdarah, ini adalah makam para korban tragedi Sampit. Semua... tanpa mengenal anak-anak, perempuan, ibu-ibu, tidak ada kenal, semua dibantai habis."
Hampir 12 tahun berlalu, suasana kota Sampit kini telah aman dan kondusif. Kerukunan antar etnis Madura dan etnis Dayak-pun sudah semakin terjaga. Untuk memperingati sekaligus menjaga komitmen perdamaian di kota Sampit, pemerintah setempat membangun sebuah monumen perdamaian di tengah kota.
5 buah batu nisan bertuliskan 19 Februari 2001, tampak berdiri tegak di tengah areal pemakaman berukuran 50 meter x 50 meter ini. Sedikitnya ratusan korban dari tragedi Sampit dikuburkan secara massal di bawah batu-batu nisan tersebut.
Tragedi memilukan ini berawal dari ketegangan antara etnis Madura dan etnis Dayak di tanah Sampit pada tahun 1999. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada 18 Februari 2001. Pengepungan, pengejaran, pembakaran dan pembantaian, terjadi setiap harinya. Tragedi Sampit ini dikenal dengan kesadisannya karena mayoritas korban yang terbunuh dipenggal kepalanya. Tercatat lebih dari 57.000 orang Madura diungsikan ke pulau Jawa untuk menghindari bertambahnya jumlah korban.
[Paul Hary -- Pengunjung Makam Korban Tragedi Sampit]
"Kunjungannya ke sini untuk mengenang kisah tragis pertempuran antar suku, Sampit berdarah, ini adalah makam para korban tragedi Sampit. Semua... tanpa mengenal anak-anak, perempuan, ibu-ibu, tidak ada kenal, semua dibantai habis."
Hampir 12 tahun berlalu, suasana kota Sampit kini telah aman dan kondusif. Kerukunan antar etnis Madura dan etnis Dayak-pun sudah semakin terjaga. Untuk memperingati sekaligus menjaga komitmen perdamaian di kota Sampit, pemerintah setempat membangun sebuah monumen perdamaian di tengah kota.
3.Perang Israel-Palestina
Perang kemudian berlangsung kembali pada tahun 1967, dikenal juga dengan Perang Enam Hari. Perang ini disebabkan masih tidak relanya negara Arab menerima Israel. Perang ini kembali dimenangkan Israel. Meski perang terbuka tidak ada lagi sesudahnya, namun konflik dengan intensitas rendah masih berlangsung hingga saat ini. Pada 13 September 1993 melalui kesepakatan Oslo, Palestina dan Israel sama-sama mengakui kedaulatan masing-masing. Namun faksi Hamas tidak menyetujui keputusan tersebut sehingga terus mendapatkan tekanan dari Israel hingga saat ini. Ratusan ribu orang tewas akibat konflik ini.
4.Perang Salib
5.Ekspansi Mongol
6.Perang Dunia II
Uni Soviet yang tiba-tiba diserang oleh sekutunya sendiri, Jerman melalui Operasi Barbarossa pada 1941 balik memusuhinya dan memulai rangkaian kekalahan Jerman. Perang berakhir pada 14 Agustus 1945 dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu setelah dua kotanya, Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Perang ini mengakibatkan 50.000.000 tewas, lahirnya PBB, dan munculnya Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai negara adidaya.
7.Perang Dunia I
Perang ini berlangsung dari 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918 dilatarbelakangi Pangeran Franz Ferdinand dari Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Perang ini menghadapkan blok sentral (Austria, Jerman, Turki, Bulgaria) dengan blok sekutu (Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, Italia, Amerika Serikat). Perang ini menjadi tonggak runtuhnya kekuasaan monarki absolut di seluruh dunia. Selain itu empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang. Perang ini menewaskan 40.000.000 orang di seluruh dunia dan munculnya depresi ekonomi 1929.
8.Perang Napoleon
Namun Perancis tidak berdaya melawan Inggris dan Rusia. Perang Napoleon berakhir ketika ia mengalami kekalahan dalam Pertempuran Waterloo (18 Juni 1815) dan disepakatinya pakta Paris yang kedua. Jumlah korban sekitar 3.250.000 sampai dengan 6.500.000 juta jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar