Rabu, 09 Januari 2013

Tinker Bell and The Lost Treasure


Petualangan Tinker Bell dimulai dengan tugasnya dalam membuat scepter. Berdasarkan adat di Pixie Hollow, akhir musim semi dirayakan dengan membuat tongkat batu bulan (scepter). Semua golongan peri telah membuatnya, dan sekarang, giliran golongan peri pekerja.
Peri Mary, pemimpin golongan pekerja, merekomendasikan TinkerBell kepada Ratu Clarion.
TinkerBell harus membuat tongkat yang sempurna menyangga batu bulan. Saat bulan purnama tiba, sinar bulan tersebut harus tepat menembus batu bulan sehingga menghasilkan serbuk biru. Serbuk biru itulah yang menjadi pupuk pohon serbuk ajaib yang merupakan makanan para peri.
Tantangannya, batu bulan tersebut sangat rapuh dan merupakan satu-satunya di dunia.
TinkerBell dibantu oleh sahabatnya, Terence. Namun dalam proses pengerjaannya, terjadi pertengkaran di antara mereka dan batu bulan pun pecah berkeping-keping.
Untuk mengembalikan batu bulan seperti semula, TinkerBell harus menggunakan cermin ajaib yang mengabulkan permintaan.
Dalam perjalanan mencari cermin tersebut-lah TinkerBell mengalami pergulatan emosi (*busyet bahasa gw… pergulatan emosi!). Mulai dari rasa bersalahnya karena telah memarahi Terence, rasa bahagia karena bertemu dengan kawan baru dan ketegangan saat bertarung dengan monster tikus dan troll.





* * *
Petualangan TinkerBell ini member sebuah pesan berharga bagi kita yang menontonnya:
Dari TinkerBell: emas, permata bukanlah harta sesungguhnya. Emas dan permata dapat musnah. Tapi persahabatan akan abadi untuk selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar