Anggi tengah duduk tak sabar sambil menanti seseorang yang spesial baginya. Hari ini, hari yang spesial bagi Anggi, hari ini ia resmi meninggalkan masa teenager, ia resmi meninggalkan angka satu di depan umurnya dan kini ia tengah menanti seseorang yang hampir 365 hari memberinya sebuah kisah yang berbeda di setiap harinya.
“maaf telat jalanan ramai maklum malam minggu” kata Ari, kekasih Anggi, yang begitu datang langsung duduk di hadapan Anggi dan meneguk minuman yang dipesankan Anggi untuknya “udah lama?” tanyanya begitu selesai minum
“tidak baru saja aku disini. Ada apa? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu, kau terlihat gelisah sekali?” tanya Anggi melihat raut wajah kekasihnya tak seperti biasanya seperti asa sesuatu yang harus diluapkan secepatnya
“kita harus bicara serius” kata Ari tenang dengan raut wajah yang menyeramkan bagi Anggi
“silakan tak perlu setegang itu” kata Anggi menenangkan
“misal kita tak bisa bersama lagi bagaimana?” kata Ari penuh penyesalan
“oh tapi kita masih teman kan?” kata Anggi tenang namun tetap saja ia tak bisa menyembunyikan kagetnya
“sebenarnya aku tak mau katakan ini, tapi harus katakan ini, maafin aku”
“iya aku juga tak bisa memaksakan diri. Kita masih tetep teman kan?”
“iya ada sesuatu yang aku kejar dan itu akan membutuhkan waktu yang lama sementara aku tak ingin kalau kamu menunggu lama, jadi lebih baik kita selesaikan saja semuanya agar kamu bisa mencoba dengan yang lain. Tapi kalau jodoh tak akan lari kemana-mana” kata Ari sambil berusaha mencoba untuk tersenyum
“iya aku mengerti aku masih punya banyak hal yang harus aku lakukan dan aku akan tetap menunggu seseorang yang berani yang meberanikan diri entah siapa dia bisa kamu, dia atau yang lain” Anggi berkata dan menarik nafas lalu melanjutkan perkataannya “terima kasih untuk semuanya dan maaf sering menjadikanmu korban keisengannku” lanjut Anggi sambil tersenyum lebar
“iya aku mengerti bagaimana kamu” kata Ari sambil tersenyum namun raut sedihnya tak bisa lepas dari wajah
“o iya mana kadonya? Hari ini aku kan ulang tahun” kata Anggi ceria seperti apa yang baru saja terjadi tak pernah terjadi
“sorry ketinggalan” Ari kaget. Anggi cemberut mendengar Ari tak membawa kado “nanti aku paketin deh” kata Ari menangkan
Anggi melirik jam di pergelangan tangan kirinya satu jam lagi hari bahagianya akan berakhir
“sepertinya aku harus pergi” kata Anggi sambil mengulurkan tangannya. Ari menyambut uluran sambil berkata “terima kasih sudah mengerti dan maaf”
“iya sama-sama, terima kasih karena telah memberiku kisah dan terima kasih juga telah merusak sisa hari indahku” kata Anggi tenang sambil berlalu meninggalkan Ari. Tak ada rasa penyesalan dalam diri Anggi, ia yakin Ari bukanlah yang terbaik untuknya saat ini.
“tidak baru saja aku disini. Ada apa? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu, kau terlihat gelisah sekali?” tanya Anggi melihat raut wajah kekasihnya tak seperti biasanya seperti asa sesuatu yang harus diluapkan secepatnya
“kita harus bicara serius” kata Ari tenang dengan raut wajah yang menyeramkan bagi Anggi
“silakan tak perlu setegang itu” kata Anggi menenangkan
“misal kita tak bisa bersama lagi bagaimana?” kata Ari penuh penyesalan
“oh tapi kita masih teman kan?” kata Anggi tenang namun tetap saja ia tak bisa menyembunyikan kagetnya
“sebenarnya aku tak mau katakan ini, tapi harus katakan ini, maafin aku”
“iya aku juga tak bisa memaksakan diri. Kita masih tetep teman kan?”
“iya ada sesuatu yang aku kejar dan itu akan membutuhkan waktu yang lama sementara aku tak ingin kalau kamu menunggu lama, jadi lebih baik kita selesaikan saja semuanya agar kamu bisa mencoba dengan yang lain. Tapi kalau jodoh tak akan lari kemana-mana” kata Ari sambil berusaha mencoba untuk tersenyum
“iya aku mengerti aku masih punya banyak hal yang harus aku lakukan dan aku akan tetap menunggu seseorang yang berani yang meberanikan diri entah siapa dia bisa kamu, dia atau yang lain” Anggi berkata dan menarik nafas lalu melanjutkan perkataannya “terima kasih untuk semuanya dan maaf sering menjadikanmu korban keisengannku” lanjut Anggi sambil tersenyum lebar
“iya aku mengerti bagaimana kamu” kata Ari sambil tersenyum namun raut sedihnya tak bisa lepas dari wajah
“o iya mana kadonya? Hari ini aku kan ulang tahun” kata Anggi ceria seperti apa yang baru saja terjadi tak pernah terjadi
“sorry ketinggalan” Ari kaget. Anggi cemberut mendengar Ari tak membawa kado “nanti aku paketin deh” kata Ari menangkan
Anggi melirik jam di pergelangan tangan kirinya satu jam lagi hari bahagianya akan berakhir
“sepertinya aku harus pergi” kata Anggi sambil mengulurkan tangannya. Ari menyambut uluran sambil berkata “terima kasih sudah mengerti dan maaf”
“iya sama-sama, terima kasih karena telah memberiku kisah dan terima kasih juga telah merusak sisa hari indahku” kata Anggi tenang sambil berlalu meninggalkan Ari. Tak ada rasa penyesalan dalam diri Anggi, ia yakin Ari bukanlah yang terbaik untuknya saat ini.
Ska, 12 juni 2013
- terima kasih untuk seseorang yang membuatku berotak jahat di sisa hari bahagiaku -
- terima kasih untuk seseorang yang membuatku berotak jahat di sisa hari bahagiaku -
Cerpen Karangan: Dhewe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar