Sabtu, 16 November 2013

Cerpen - Cowok Itu Abil

Malam yang cerah dengan bintang yang bersinar terang membawa ketenangan dan keyakinan pada malam ini. Malam ini akan terasa lain dari malam biasanya, yang biasanya cuma di rumah dan dihabiskan waktu bareng keluarga. Tapi untuk kali ini malam biasa itu tidak ada lagi semua akan berubah menjadi lebih berwarna.
Dengan keyakinan dan kata-kata yang sudah aku pikirkan gak akan ada kata-kata yang salah lagi semua pasti akan lancar. Sudah dari lama aku nunggu momen ini, momen dimana penantian aku. Cowok itu namanya Abil dia cowok jawa tulen Indonesia. Sudah hampir setengah semester, aku selalu memandanginya dalam perkuliahan. Malam ini adalah waktunya malam penentuan.
Aku sering gombal ke Abil dari awal perkenalan kita mulai dari SMS, Telp dan BBm. Suatu saat aku gombal buat diajak malam mingguan, awal gak berniat ngegombal malam mingguan tapi dari awal pergombalan itu jadi kenyataan. Karena aku sudah mengerti Abil banget, saat diam menahan lapar haus juga, aja aku pun sudah tau kalau Abil cuma bawa duit yang gak banyak jadi aku cuma tertawa dengan manis dan bilang aku haus.
“ya udah yuk kita ke tempat lain buat cari minum” kata Abil dengan senyum manisnya yang makin lama semakin manis.
“sorri ya ga..” kata Abil dengan suara memelas.
“gak papa kok kalau cuman minum aja” jawab aku.
Akhirnya Abil sama aku cuma mampu ngedate di pinggiran kota di semarang dan ini satu-satunya tempat yang tepat untuk uang saku macem Abil ini 20 ribuan.
Ini awal pertama kali Abil jalan berdua denganku, deg-degan jantung ini cenat-cenut sangat, ini cenat-cenut lain ini versi Abil jadi cenat-cenut by Abil bukan lagi cenat-cenut by Smash. Tarik napas buang napas pegang dada nengok kanan-kiri.
Sekali-kali lirik Abil yang lagi memandangku, Aku memang pemalu dan gak suka dilihat terlalu lama. Semakin kencang deg-degan yang Aku rasain lidah terasa kaku gigi terasa mengeras padahal Aku inget tadi pagi Aku sikat gigi gak pake formalin, tapi gigi terasa kaku nafas pun terasa tersengat-sengat deg-degan ini sudah meruak ke seluruh tubuh ke pembuluh-pembuluh darah sampai ke pori-pori dan pipiku merah merona.
“Bil?” sapa aku sebagai awal pengungkapan perasaan ini.
“iya?” jawab Abil dengan wajah memikirkan sesuatu.
“ada yang kamu pikirkan?” kataku.
“hmm gak ada dan pulang yuk sudah malam…” kata Abil.
“oh… oke” kataku dengan nada pasrah.
Kita pun balik untuk nurutin panggilan alamnya Abil.
Setelah kejadian itu hari berikutnya Abil berniat lagi buat ngajakin jalan. Aku sudah persiapkan semuanya kali ini. Menurut fellingku Abil akan nembak di pantai saat melihat pantai itu 90% pasti diterima! karena momen saat di pantai itu paling romantis, duduk berduan, hening, dingin-dingin air atau anginnya, dan ditambah dengan suara deru ombak.
Dengan langkah yang sudah pasti, mantap, dan oke banget Abilpun datang ke rumahku. Terdengar dorongan pintu depan rumahku tandanya ada orang yang keluar dan yang keluar itu nyokapnyaku.
“sore bu” sapa Abil kepada nyokapku dengan senyum-senyum manja berharap nyokapnya suka.
“silahkan masuk” kata nyokapku.
“tante Dangers nya ada?” Tanya Abil.
“ada bentar ya tante panggil dulu” Abil jalan ke dalam rumahnya ngeliat sekeliling rumahnya merhatiin dimana Dangers berada.
“Abil?” sapaku.
“hei Ga..” sapa Abil juga canggung.
“iya byee lin dan night deh hehe”
Ini minggu buat ungkapin perasaan Abil sama aku, Aku ngga akan nyerah gitu aja tetep optimis kalau memang perasaannya sama denganku, Aku pasti bisa jadi satu sama Abil. Mental hati, mental fisik sudah Aku siapin semuanya. Abil ngajak aku kencan di pinggir pantai romantis banget kan dan biasanya fakta membuktikan kalau kencan di pinggir pantai itu pasti 100% sudah pasti sukses. Satu-satu nya jalan Aku harus nyakinin dulu dan perasaannya sama denganku. Di pantai kelihatan sepi banget kayanya gak ada orang, Abil berkali-kali menghla nafas untuk bilang sesuatu padaku dan juga nyakin semua yang aku pikirkan sama yang akan terjadi sebentar lagi. Mulai rasa khawatir itu muncul kenapa gak mengucapkapkan sesuatu dan bibirnya berasa bergemeteran. Aku mutusin untuk bilang sesuatu duluan padanya. Setelah beberapa saat kemudian setelah aku mulai awal perbincangan Abil pun mengungkapkan perasaannya dengan berusaha menyakinkanku, bergemetar dan pandangan matanya penuh harapan untuk diterima dan tanpa panjang kali lebar sama dengan luas aku pun menerimanya karena perasaanku sama dengannya dan yang aku pikirkan tadi sebelum kejadian itu sama.
Abil aku sayang baget kamu, dalam bentuk apapun dengan segala macam kekurangan dan kelebihanmu aku terima apa adanya. Walaupun di mata orang lain kamu buruk menilaimu tidak aku hiraukan dan bagiku kamu sempurna untukku.
Jangan pernah ada kata untuk saling benci, atau putus dalam setiap pertengkaran kita penuh amarah melanda dalam bentuk apapun. Di setiap kesalahan yang kita buat, disitu aku berusaha memaafkan dan minta maaf karena aku menyayangimu bahkan gak da niat atau kata untuk berpisah denganmu, semuanya aku sudah persiapkan dari awal perkenalan kita dan aku buta bahkan gila akan cintamu… Love U
Cerpen Karangan: Dangers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar