Jumat, 15 November 2013

Cerpen - Ketika Cinta Hadir di Saat Aku Sendiri

Seminggu setelah Chika putus dengan Julian, cowok yang hampir setahun ini jadi belahan hatinya itu, tapi agak playboy gitu, secara hampir setiap cewek kemakan akan rayuan gombalnya yang jitu itu. Emang si Julian itu tampan, tinggi, putih, pinter, jago main basket, gitar, jago melukis, cukup terkenal di sekolahnya itu, dan anggota Osis pula, heuh.. Pokoknya sempurna banget deh. Jadi gak ada alasan kalo cewek-cewek pada tergila-gila dengannya, tapi sifat PLAYBOYnya itu yang membuat Chika jenuh dan berfikir untuk menyudahi hubungannya cukup sampai di sini.
Sekarang semua yang berhubungan dengan Julian mulai dari nomernya yang ada di kontak Chika, status hubungannya di Facebook yang sekarang berubah statusnya menjadi “LAJANG”, di Twitter juga, curhatan hatinya di buku diary, foto-fotonya dengan Julian, lukisan Julian dengan Chika, boneka Teddy Bear pemberian Julian dan lain-lain, pokoknya semua yang berhubungan dengan Julian kini telah musnah, semua kenangannya telah ia buang jauh-jauh dan barang-barang pemberian Julian ia bakar bersama bara api yang menyala “Sekarang tak ada lagi kenangan antara kita, selamat tinggal Julian, selamat tinggal masa lalu yang menyakitkan, selamat tinggal” ujar Chika sambil membakar semua pemberian Julian.
Satu persatu barang-barang yang berharga itu berubah menjadi butiran debu, kini tinggal boneka Teddy Bear yang berwarna pink pemberian Julian saat Chika ultah yang ke-17 tahun, Chika memikirkan kembali apa yang telah ia perbuat saat ini, ia bingung harus di bakar juga atau di simpan menjadi kenangan. Chika menghela nafas panjang “Maaf Julian, gue gak bisa menjaga boneka pemberian loe ini, maafin gue” di peluknya boneka Teddy Bear itu sesaat dan langsung di masukannya ke dalam tumpukan barang-barang yang sudah menjadi debu itu, perlahan air di kedua bola mata Chika mengalir, sekilas terlintas bayang-bayang merasuk fikiran saat Chika bersama Julian, saat ia berdua berjanji agar selalu mencintai sehidup semati.
Chika menghela nafas panjang lagi, “Juli kenapa si gue harus jatuh cinta sama loe? dan kenapa harus loe cinta pertama gue? kenapa Jul? Kenapa?” teriak Chika dalam kesunyian, suasana hening sepi sekali hanya suara jangkik yang menemani Chika saat itu, angin silih berganti menerpanya Chika hanya bisa termenung tak tau harus bagaimana lagi saat ini, karena, yang ada di fikirannya saat ini CINTA dan BENCI “Gue cinta sama loe tapi karena sifat playboy loe itu yang membuat gue benci sama loe, BENCI.. BENCI.. BENCI!!” lagi-lagi Chika menangis di kamarnya sambil memukul-mukul boneka Winnie the pooh kesayangannya
Tak lama kemudian hp Chika bergetar, Chika angkat telfon masuk itu dan menaruhnya di telinga sebelah kanan “Hallo..” ucap Chika di sela-sela tangisnya “Hallo, Chik ini gue Bastian” jawabnya gembira, Suasana hening sesaat terdengar suara tangisan Chika di telinga Bastian, Bastian pun panik “Chik.. Kok loe sek-sekan gitu si? kenapa? loe lagi nangis ya? Coba cerita dong sama gue, kali aja gue bisa ngurangi kesedihan loe Itu” seru Bastian meyakinkan Chika untuk membagi ceritanya. Chika masih terdiam tidak sedikit kata pun terlontar di bibirnya, Bastian makin panik “Chik.. Loe kok loe diem aja si? Jawab apa kek jangan sek-sekan gitu, gue jadi tambah panik nih” sentak Bastian, Chika menghela nafas dan di keluarkannya melalui mulut “Engg.. Enggak apa-apa ko, gu, gue ga apa-apa” ketus Chika terbatah-batah, Bastian menghela nafas lagi kali ini ia mengeluarkan nafasnya kearah poni rambutnya itu, sok ikut-ikutan gaya Chika “Ya elah Chik, jujur aja kali sama gue gak usah rahasiaan gitu!! Loe kayak orang lain aja sama gue, gue kan saudara loe ini! jadi santai aja sama gue mah” timpal Bastian sok menjadi pahlawan “Gu.. Gue baru putus sama Julian kak” Chika sedih “APA?!” Bastian kaget kayak di adegan sinetron dimana matanya melotot kearah kamera dan di zoom lima kali “GUE BILANG GUE BARU PUTUS SAMA JULIAN! KOK LOE BUDEG SIH KAK?” Chika teriak mengalahi suara bel sekolah “WAW!” Bastian terkejut dengan gaya khasnya yang lebay “Kok loe keliatannya senang sih? bukannya ikut-ikutan sedih? Gitu kayak gue” jawab Chika sewot “Terus gue mesti nangis dan bilang WAW gitu?” lagi-lagi Bastian menjawab dengan gayanya yang lebay “Tau ahh!” Chika kesal telfon dari Bastian pun langsung di matikan, dan Chika pun langsung menghempaskan badannya di ranjang tidur.
Keesokan harinya…
Hari ini hari Senin, waktunya kembali kesekolah setelah hampir sepekan lamanya Libur Tengah Semester, anak-anak pun memasuki ruangan kelasnya masing-masing tak terkecuali Chika, ia sedang asyik duduk melamun di taman sekolah, sambil mencopoti satu persatu helai bunga matahari yang ada di tangannya itu sambil berkata “Minta maaf, enggak, minta maaf, enggak, minta maaf” hingga tinggal 6 pelopak helai bunga yang tersisa di tangan Chika “Minta maaf, enggak, minta maaf, enggak, minta maaf, enggak” Chika menghela nafas panjang kembali dan di hembuskannya ke arah poninya “Yah, hasil akhirnya enggak lagi, gimana dong? Ah… Bodo ah, itu si EGP! Chika-chika loe bodoh banget si ngapain coba cowok playboy kaya gitu di kenang.. Huft, Payah” gurau batin Chika sambil membuang bunga matahari yang tinggal tangkainya saja, tak lama kemudian bel pun berbunyi Chika langsung bergegas menuju kelasnya karena pelajaran pertama akan segera di mulai
Setelah kurang lebih 6 jam Chika belajar di sekolah, sekarang waktunya pulang, di pejalanan menuju gerbang sekolah, Chika melihat ada seseorang laki-laki bertubuh tegap, tampan, membawa motor, dan memakai helm. Tiba-tiba laki-laki itu berdiri tegap di depan mata Chika, laki-laki itu membuka helmnya di depan Chika, yang membuat Chika heran, tak lama kemudian laki-laki itu membuka helmnya di depan Chika, dan rupanya laki-laki itu adalah Bastian saudara Chika. ”Chik… Sorry ya udah bikin loe bingung, tadi gue abis pulang kuliah dan kebetulan gue lewat sekolah loe, ya udah gue mampir aja sekalian jemput loe” cetus Bastian pada Chika, bibir Chika terbungkam tak sedikit kata terlontar di mulut Chika, Chika hanya menanggut mau. Tak banyak kata terlontar Chika langsung menaiki motor Bastian “Peluk gue aja ntar loe jatuh lagi” tawar Bastian sambil memegang kedua tangan Chika dan di lingkarinya di pinggang Bastian, Chika hanya menoleh senyum kearah Bastian “Cuaca dingin banget ya Chik?” tanya Bastian pada Chika “Hah? Apa?” Chika teriak tidak mendengar “GUE BILANG CUACA DINGIN BANGET YA CHIK?” Bastian teriak di samping telinga kanan Chika, sedangkan Chika hanya menggangut sok mendengar padahal sebenarnya Chika tak tau apa yang baru saja Bastian katakan.
Setelah cukup lama perjalanan akhirnya Bastian menghentikan laju motornya di sebuah Caffe ternama di Jakarta. Katanya si, ini merupakan tempat kesukaan Bastian dan sekaligus tempat nongkrong dia dengan teman-temannya “Kita ngapain kesini?” tanya Chika heran, tangan Chika di gandeng dengan erat sekali, dalam hati Chika berkata “Kok gue jadi deg-degan gini ya?” sementara itu Bastian pun menyuruh Chika duduk di kursi yang ada di depannya, terlihat ada sebuah kontak kecil berwarna merah yang di dalamnya berisikan sebuah cincin dan terlihat di sampingnya ada sebuah mawar merah yang diletakkan di atas meja “Deuh… Perasaan gue gak enak gini ya! Sebenarnya Bastian mau ngapain ya ngajak gue ke sini?” tanya batinnya lagi
“Mmh… Chik gue mau jujur nih sama loe” Bastian menggenggam tangan Chika yang membuat Chika bingung setengah mati “Apa?” Chika panik, tiba-tiba Bastian berlutut sambil mengenggam dua buah benda yang di letakan di atas meja tersebut “Gue suka sama loe!! loe mau gak jadi pacar gue” kata-kata Bastian membuat Chika tambah panik “Chik… Kalo loe terima cinta gue, loe ambil kotak merah yang berisi cincin ini, tapi bila loe menolak cinta gue, loe ambil bunga mawar merah ini” Bastian menyodorkan kedua pilihan itu di depan Chika. Chika kembali menghela nafas panjang dan menghembuskannya kearah poni di depannya. Seketika, tanpa berfikir panjang Chika langsung mengambil kotak kecil berwarna merah yang berisikan cincin yang artinya Chika menerima cinta Bastian, Bastian hanya tersenyum sambil memeluk mesra tubuh Chika, Chika tidak memikirkannya lagi kalau ternyata pacarnya Saudaranya sendiri
Cerpen Karangan: Syifa Fauzia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar