Sabtu, 16 November 2013

Cerpen - Nostalgia di Putih Abu Abu

Masih ku ingat saat-saat aku masih memakai seragam putih abu-abu, saat ku jatuh hati pada guru ku sendiri, pacaran bersama pacar sahabatku, saat ku menangis karena lelaki yang sangat ku cintai berpacaran dengan teman dekat ku sendiri, siswa lelaki yang selalu bermain kuda templok di kelas, bermain kartu remi, dan juga ada istilah untuk Ketua Murid di kelas ku yang selalu disebut dengan panggilan “KM Teu Eucreug”, foto-foto bareng di Kiara Payung saat pembuatan film untuk tugas seni budaya, foto di persawahan, melempar tas ke belakang sekolah hanya untuk bolos lewat sebuah jembatan, rasanya… hati ini sangat merindukan masa-masa itu masa-masa yang menurut ku masa paling indah.
Malam ini aku kembali teringat akan masa-masa itu, sembari memandangi fotoku bersama ketiga sahabatku Dinda, Winda, dan Nindi saat perpisahan sekolah dengan tersenyum mengingat akan semua itu.
“guy’s.. walaupun nanti kita tidak akan sering bertemu lagi… tapi… persahabatan kita harus tetap abadi selamanya…” kataku
“ok… oh… iya setelah ini kalian jangan pernah lupain aku ya…” ucap Nindi
“ya…” kataku di lanjut oleh Dinda dan Winda.
“guy’s… COZERIIIII… Hah…” ucap kami berempat secara kompak.
Aku yang sedari tadi membayangkan masa-masa itu langsung tersenyum mengingatnya.
Kembali aku melamun lagi, seperti sebelumnya dimana aku melamunkan masa-masa pahit manisnya saat aku SMK dahulu.
23 Juli 2009
Siang itu aku di sekolah sedang asyiknya bercanda tawa dengan teman-temanku di kelas, di tengah obrolan ku, datang Viona menghampiri ku.
“hey… temen-temen… lagi apa nih…?” Tanya Viona
“hey… Vi, kita lagi ngobrol-ngobrol aja, gabung aja Vi biar tambah rame…” kata Winda disertai dengan anggukan kecil ku.
“ok, oh… ia guy’s, kalian tahu nggak sih kalau di kelas kita ini ada lelaki yang diem-diem sering merhatiin Shilla, dan tiap hari nanyain Shilla…aaa… melulu… dan dia suka loh sama Shilla” kata Viona
Aku langsung terkejut saat mendengar perkataan Viona yang bilang ada lelaki yang menyukaiku tersebut.
“oh… iya Shill tahu nggak siapa lelaki itu?” kata Viona. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
“lelaki itu, Rangga…” Ucap Viona
Aku kembali memutar otakku, apa benar yang di katakan Viona, kalau Rangga menyukai ku, tapi aku sendiri tak yakin dengan kata-kata Viona barusan, Hingga keesokan harinya Viona memberikan Nickname dari akun facebooknya Rangga yang bernama “Rangga zha”, setelah ku pulang dari sekolah aku kembali membuka akun facebook ku dan langsung menambahkan Rangga ke pertemananku. Tak lama aku menambahkan dia langsung confirm pertemananku, dan langsung ku buka profilnya Rangga ku lihat foto-fotonya astagaaa… tampan sekali dia, dan kulihat statusnya dia juga masih single dan entah kenapa hati ini terasa bahagia sekali selain dia tampan dan lajang dia juga kata Viona selalu merhatiin aku, Oh.. God apa aku mulai jatuh cinta?.
Ashilla: Hey.. kamu Rangga kan…
Rangga: Hey juga… iya, kalau kamu Shilla kan…
Ashilla: Yupz… em… Rangga, aku boleh Tanya sesuatu nggak sama kamu?
Rangga: Tanya apa Shill, silahkan aja?
Ashilla: Eh.. nggak jadi Rangga, aku lupa, hehehe.. by the way kamu lagi apa?
Rangga: Diem aja di rumah, kamu sendiri?
Ashilla: Chatting
Rangga: Sama Siapa?
Ashilla: Sama Rangga lah, di kontak chat nggak ada yang Shilla kenal lagi selain Rangga..
Rangga: oh…
Ashilla: irit banget balesnya..
Rangga: Keabisan kata-kata Shill..
Ashilla: Hmmm…
Keesokan harinya saat jam olahraga aku tengah berlari ke lapangan tak sengaja aku dan Rangga bertabrakan.
“maaf…” kataku
“ya nggak apa-apa” jawab Rangga dengan datar.
“OMG… kenapa saat aku tabrakan dengan Rangga jantungku terasa berdebar-debar…? apa ini yang namanya cinta pertama, apa aku jatuh hati sama Rangga.” gumamku dalam hati
Saat itu aku mulai jatuh hati untuk yang pertama kalinya pada Rangga, dan juga akan menjadikan suatu penantian yang sangat panjang.
Saat aku tengah duduk di bangku kelas XI SMK, aku masih saja ada rasa pada Rangga walau pun Rangga tak tau tentang perasaan ku selama ini, dan aku selalu mengharapkan agar Rangga bisa menyatakan cintanya padaku. Namun, hasilnya nihil saat itu harapan aku agar bisa menjalin kasih dengan Rangga malah bertepuk sebelah tangan Rangga saat itu telah berhubungan dengan teman dekatku sendiri Citra, aku tahu semua itu tak sengaja saat ku sedang membuka akun facebookku terlihat Didi mengomentari sebuah update statusnya Rangga dan menanyakan pada Rangga tentang hubungannya dengan Citra, aku disitu terkejut dan hampir tak percaya ternyata lelaki yang selama ini aku cintai selama satu tahun telah berhubungan dengan teman dekat ku sendiri.
Namun bodohnya aku, aku masih saja mengharapkan Rangga dan masih menantikannya hingga aku duduk di kelas XII SMK. Di Sekolah aku kembali meratapi kesedihanku, rasanya sulit dipercaya saat ku dengar lelaki yang ku cintai telah menjalin kasih dengan temanku sendiri. Saat jam istirahat aku yang sedari tadi duduk di bangku ku, tiba-tiba Irman salah satu teman sekelasku yang secara langsung menyatakan cintanya padaku, namun aku menolak cintanya Irman dengan alasan aku sedang tak ingin jatuh cinta dan menjalin kasih dahulu karena aku masih ingin sendiri dahulu dan sangat trauma terhadap yang namanya cinta.
21 Juli 2012
Di hari Sabtu adalah hari dimana aku dan teman-temanku melaksanakan event “wisuda angkatan 2011-2012”, hari itu aku berangkat ke sekolah dengan mengenakan pakaian kebaya orange, aku datang dengan didampingi mama ku. Ku lihat Rangga saat itu memakai stelan jas hitam dengan gagahnya, entah kenapa aku langsung terpesona lagi dengan penampilan Rangga saat itu. Bukan hanya Rangga yang terlihat gagah saat mengenakan stelan jas hitamnya, bahkan saat itu Rangga telah lama putus dengan Citra, aku yang mendengarnya lewat teman-temanku senang sekali, dan kembali mengharapkan agar Rangga bisa jatuh hati padaku.
Hingga tanpa ku sadari saat ku tengah melamun airmata ku tak sengaja membasahi album foto kenangan saat SMK. Aku selalu berpikir seandainya waktu bisa diputar, ingin rasanya aku kembali ke masa-masa itu walau banyak kenangan pahit yang kurasakan, semua itu akan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.
END
Cerpen Karangan: Isti Siti Marhamah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar