Sabtu, 16 November 2013

Cerpen - The Competition

Sella menutup pintu kamarnya secara perlahan. ia pun menaruh tas dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. ia mencoba memejamkan mata untuk membayangkan kembali kejadian hari ini. dimana dirinya teringat perkataan Rio. Rio adalah teman dekat Sella. mereka sudah berteman sejak sd. tiba-tiba saja handpone Sella berbunyi. Sellapun terkejut. saat ia melihat layar handponenya, ternyata Rein yang menelfon Sella. “hallo?” “Sella! kamu udah dengar kan dari Rio? kalau udah ntar sore kita kumpul di tempat biasa. jam 16.00 ya. jangan lupa! udah dulu ya. bye~” ucap Rein panjang lebar tanpa berhenti yang kemudian mematikan telfonnya. “ih nih anak kebiasaan kalau ngomong gak ada spasinya” ucap Sella ngomel sendiri gak jelas. Sella melihat jam ternyata baru menunjukan pukul 12.00. ia berniat untuk beristirahat sejenak agar sore nanti ia tidak merasa terlalu lelah. Sella lalu memejamkan mata dan tertidur.
Saat Sella terbangun, ia melihat jam ternyata waktu sudah menunjukan pukul 15.30. Sella bergegas mengambil handuk dan langsung menuju kamar mandi. setelah mandi, ia bergegas berpakaian dan langsung berangkat menuju rumah august. tempat biasa mereka berkumpul. mereka memilih rumah August karena, August tinggal bersama pembantunya. orang tuanya berada di Aceh karena urusan bisnis. sedangkan August ada di Bandung. oleh sebab itu mereka semua sering berkumpul di rumah August karena mereka sekalian menemani August. sesampainya di rumah August, Sella mengetuk pintu rumah August. “permisi..” “iya sebentar” jawab orang yang ada di dalam. “eh mba Sella. langsung ke atas aja mba. udah di tunggu sama mas August dan yang lainya.” kata bibi. “oh ya udah kalau gitu. makasih ya bi” “iya non sama sama”.
Sella langsung menuju ruangan paling atas. dimana semua teman teman Sella sudah berkumpul. “maaf telat” ucap Sella. “ya udah gapapa” kata kal Yoga. Kak Yoga adalah pelatih mereka. Tetapi, mereka sudah menganggap Kak Yoga sebagai kakak mereka. “nah kebetulan semuanya sudah berkumpul, kakak mau ngasih satu berita penting pada kalian bahwa lomba dance tingkat kota akan diadakan 1 bulan lagi. Kakak harap kalian tidak menyia nyiakan momen ini. Karena, kita sudah berjuang dari nol sampai sekarang hanya untuk ini. Dan ini saatnya kalian kalian harus menunjukan bagaimana kalian menari dengan baik. Kita akan mulai latihan besok sore. Jadwal latihan kita tiap hari selasa, kamis, sabtu dan minggu. Untuk hari selasa, kamis, sabtu kita akan latihan di rumah August. Khusus hari minggu, kalian akan latihan di rumah kakak. Kakak harap kalian tidak ada acara di hari yang sudah kakak tetapkan. Ada yang perlu ditanyakan?” terang kak Yoga panjang lebar. Rio mengangkat tangan “latihannya jam berapa kak?” “oh iya kakak lupa. Hari selasa, kamis, sabtu kita latihan dari jam 15.00 sampai 17.00 khusus hari minggu, kita latihan pagi pagi pukul 08.00 sampai 10.00. ada yang kurang jelas?” “kalau lagunya sih kak?” Tanya Rein. “kalau urusan lagu kakak akan kasih tau kalian besok. Sudah mengerti? Oh ya satu lagi. Lombanya akan diadakan di kota Bandung. Jadi 4 hari sebelum kita akan berangkat kesana. Hanya itu yang ingin kakak sampaikan. Kalau begitu kalian boleh pulang.” Kata kak Yoga mengakhirinya.
Sella yang dari tadi mendengarkan kak Yoga berbicara jujur ia agak shock dengan semua ini. Tapi ia harus tetap berusaha semaksimal mungkin agar ia bisa membanggakan kota tempat tinggalnya. Sesampai di rumah, Sella langsung menuju ke arah kamar untuk mengerjakan PR matematikanya. Setelah selesai ia menuju balkon rumah untuk melihat bintang bintang yang ada di langit. “indahnya bintang itu. Andai kehidupanku seindah itu.” Ucap Sella dalam hati. “Sella!” Sella mendengar ada seseorang yang memanggil namanya. “Sel di bawah” Sella melihat ke bawah ternyata Rio yang ada di bawah. “ada apa?” Tanya Sella dari atas balkon. “bisa turun sebentar?” “bisa. Bentar ya” Sella langsung menuju keluar rumah untuk menemui Rio. “ada apa yo? Tumben malam malam ke rumahku.” Tanya Sella ke Rio. “ke taman yuk. Kita ngomong disana aja bisa kan?” Tanya Rio sambil berharap Sella akan meng iya kan ajakannya. “ok” jawab Sella.
Sesampai di taman, mereka mencari tempat duduk yang kosong. “ada apa ya yo?” “aku kepikiran lomba itu Sel” kata Rio. “sebenarnya aku juga iya. Tapi ya apa boleh buat siap gak siap kita harus siap.” Ujar Sella. “aku tau itu. Tapi, aku takut kaya’ dulu. Kita gagal dan gak bisa bahagiain kak Yoga.” “kita pasti bisa kok. Oleh sebab itu kak Yoga melatih kita lagi dari nol dan dia mengikuti kita lomba lagi. Buktinya kita bisa melaju sampai sejauh ini.” Sella meyakinkan Rio. Rio hanya terdiam. Rio sebenernya takut jika kejadian masa lalunya akan terulang lagi. Rio pun termenung. Sella yang dari tadi menatap Rio heran akhirnya ia pun berkata kepada Rio “udah la yo optimis aja” Sella pun tersenyum kepada Rio. Rio yang melihatnya membalas senyuman Sella. “ya udah deh Sel, aku pulang dulu ya bye” pamit Rio. “iya bye” balas Sella. “makasih ya” ucap Rio kepada Sella sambil tersenyum. “sama sama” balas Sella. Rio pun pulang dan Sella pun kembali ke rumahnya.
Keesokan harinya pagi pagi di sekolah, August memasuki kelas X IPA 2 dimana August satu kelas dengan Rein. “hei Rein” sapa August “hai juga gus” balas Rein tersenyum. “eh ntar sore jangan lupa ya. Katanya ka Yoga kita berempat wajib datang karena dia akan mengasih tau kita lagu yang akan di tampilkan dan juga dia akan langsung mengajari kita gerakannya. Ingat jangan lupa” kata august sambil mengacungkan telunjuk di sebelah kepala. “iya bawel” jawab Rein sambil mencubit pipi August. August terkejut karena ia tidak menyangka bahwa Rein mencubit pipinya. Rein yang melihat tingkah august hanya bisa tertawa.
Bel masuk pun berbunyi. Pelajaran pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka berdua konsen memperhatikan pelajaran. Tiga jam pelajaran pun berlalu. Bel istirahat berbunyi. Rein yang mendengar bel istirahat langsung keluar kelas menuju ruang kelas X IPS 2. Sesampai di kelas tersebut, Rein langsung mencari orang yang ia cari. Matanya langsung tertuju kepada seorang perempuan yang sedang bercanda dengan seorang laki laki. Ya dia Sella dan Rio. “Sella!!” panggil Rein sambil berlari menuju tempat duduk Sella. “kebiasaan deh jerit jerit” kata Sella. Rio yang mendengar hanya tertawa. “Sella ke kantin yuk.. laper nih.” Ajak Rein. “lagi M Rin” “lah Sel ayo temenin aku lah” ucap Rein dengan nada yang memelas. “alah. Ya udah deh ayo” Sella pun mengalah. “eh Yo duluan ya” kata Sella “iya” balas Rio. Tangan Sella langsung ditarik oleh Rein.
Sesampai di kantin, Rein mengajak Sella untuk makan bakso “Rin aku engga ah.” “eh gapapa aku yang bayarin” kata Rein “ya udah deh mumpung dibayarin” kata Sella. Rein yang mendengar hanya tertawa. Setelah 10 menit mereka pun selesai makan. Selesai itu mereka langsung menuju ke dalam kelas masing masing. Sepulang sekolah Sella langsung pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Tiba tiba saja ada suara klakson motor. Saat Sella melihat ternyata dia adalah August. “kok jalan Sel? Motor kamu mana?” “motorku di rumah. Tadi pagi aku diantar sama orang tua. Mereka bilangnya mau jemput eh tadi pas pelajaran mereka sms kalau gak bisa jemput yaudah aku pulangnya jalan.” “naik gih. Aku antar” ucap August “gak usah lah” kata Sella “eh gapapa.. kita kan searah” “ya udah deh” Sella langsung menaiki motor August dan langsung jalan. Sesampai di rumah, Sella langsung turun dari motor August “makasih ya” kata Sella kepada August “sama sama” balas August tersenyum. “eh jangan lupa nanti sore ya” lanjut August “siap bos” jawab Sella sambil hormat. August tersenyum atas perilaku Sella ia pun mengacak ngacak rambut Sella. “udah dulu ya bye. Sampai ketemu nanti sore” kata August sambil tersenyum. “iya” jawab Sella membalas senyuman August. August pun langsung berlalu pergi. Sella memperhatikan motor August yang berlalu sampai tikungan. Setelah itu Sella pun langsung masuk ke dalam rumah.
“eh non Sella udah pulang.” Sambut bibi di ruang tengah. “mamah papah mana bi?” Tanya Sella kepada bibi.” mereka belum pulang non. Katanya mereka mau lembur sampai malam.” Jawab bibi. “oh ya udah kalau gitu, makasih ya bi.” Kata Sella. “iya non. Oh ya non, non Sella mau bibi bikinin minum apa?” tawar bibi “es jeruk aja bi. Ntar tolong bawain ke kamar ya bi.” Kata Sella “iya non” jawab bibi. Bibi pun berlalu ke dapur dan Sella menaiki tangga menuju kamarnya. Di kamar, Sella menaruh hpnya di meja sebelah tempat tidur dan ia berganti pakaian. Dari luar bibi mengetok ngetok pintu kamar Sella. Sella pun membuka pintu kamarnya. “ini non minumannya” “makasih bi” “sama sama non.” Sella langsung menutup pintu kamarnya.
Sella langsung tiduran di tempat tidur untuk mengistirahatkan badannya yang lelah. Setelah cukup, ia langsung membuka laptopnya untuk iseng membuka jejaring sosial. Saking asyiknya tanpa ia sadar jam sudah menunjukan pukul 14.15 Sella langsung menutup laptopnya dan langsung mandi. Setelah siap ia langsung berangkat menuju rumah August. Sesampai di sana lagi lagi semuanya sudah berkumpul. Kak Yoga pun langsung menyuruh Sella duduk. “jadi? Apa kalian sudah siap?” Tanya kak Yoga. “sudah kak.” Kata anak anak. “okeh kita mulai latihannya” ucap Kak Yoga.
1 bulan berlalu. Audisi akan segera di mulai. Juri pun mulai membagi nomer urut mereka. Grup August, Rein, Rio dan Sella kebagian nomer urut 5. Cukup lega bagi mereka karena masih diberi kesempatan untuk menenangkan diri. Peserta pertama dan kedua telah selesai maju. Sekarang giliran peserta ke tiga. “Gus gimana nih penampilan mereka bagus bagus semua. Apa kita bisa lebih bagus dari mereka?” Tanya Rein kepada August. “PD aja Rin” kata August. “iya deh” ucap Rein lemas. Dan yang ditunggu tunggu nomer urut 5 pun dipanggil. Mereka bersiap siap untuk maju ke atas panggung. Dengan rasa percaya diri yang besar, mereka berhasil menutupi rasa gugup mereka. Mereka mulai memperlihatkan gerakan mereka. Dan ternyata juri terpukau dengan gaya mereka. Setelah selesai mereka pun langsung turun panggung. “untung udah selesai” kata Rio “aku tidak melakukan kesalahan kan?” lanjutnya “engga kok” jawab Sella tersenyum. “tapi apa kita berhasil?” Tanya Rein “positive thinking aja” kata August.
Setelah selesai semua. Juri pun sedang berdiskusi untuk menentukan siapa pemenangnya. 15 menit semua peserta menunggu dan akhirnya, hasil pun akan diumumkan. “semua peserta harap berkumpul ke atas panggung.” Perintah host tersebut. “okeh karena sudah berkumpul semua, saya akan mengumumkan hasil yang telah di tetapkan juri.” Semua peserta berdoa agar mendapatkan juara terutama grup August, Sella, Rein dan Rio. “juara 3 dimenangkan oleh nomer urut… 5” Rio, Sella, August, dan Rein pum bersyukur karena mereka telah menang. Ya walaupun juara 3. “selamat kepada nomer urut 5” “untuk juara 2 dimengkan oleh nomer urut… 1” kata host itu. “dan juara pertama. Juara yang kita tunggu tunggu. Juara pertama dimenangkan nomer urut… 7” Semua peseta yang memenangkan kompetisi mengucapkan terima kasih dan semua bersyukur. “untuk dewan juri dipersilahkan untuk memberikan piala, piagam dan uang tunai” juri pun menaiki panggung dan memberikan piala, piagam dan uang tunai kepada para pemenang. Setelah acara selesai, August, Sella, Rio dan Rein menemui Kak Yoga. “kak Yoga!! Kita menang!!” ucap Rein sambil tersenyum bahagia. “iya iya, kakak bangga sama kalian.” Kata kak Yoga tersenyum. “tapi kan kak. Kita tidak bisa lanjut tingkat nasional” kata Rio “kita kan masih bisa ikut tahun depan” jawab kak Yoga tersenyum. “oh ya atas keberhasilan ini, sekarang kakak bakal traktir makan kalian.” Lanjut kak Yoga. “asik.. ayo kak” kata Sella. “ayo” kata kak Yoga disusul semuanya.
SELESAI
Cerpen Karangan: Puji Ratnataliasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar