Sabtu, 16 November 2013

Cerpen - Kenangan Indah Sulit Dilupakan

Libur pun telah tiba, aku merindukan semua teman-teman sekolahku dan termasuk dia.
Hari kedua, ketiga aku bete di rumah tanpa ada hiburan apapun hanya ditemani oleh keluargaku dan handphone ku. Miris ya, gak ada yang ngajak main juga yang sms pun hanya sedikit. Dan yang lebih parahnya saat semua contact di bbm ku hilang semua, padahal teman nya sudah lumayan banyak dan yang teman di bbmku itu banyak yang ga aku punya nomor hapenya hanya pinnya saja. Tapi aku berusaha untuk bisa berteman lagi sama teman-temanku itu. Saat semua orang banyak yang menginvite aku, ada satu nama yang berarti menginvite aku dan aku familiar dengan nama itu aku ingat itu adalah namanya, aku kaget dan bertanya-tanya. Apakah dia punya bb? Apakah iya?
Aku senang sekali, dan aku langsung segera meng acceptnya. Lalu, aku berharap dia menchat aku lebih dulu aku menungguya sampai malam tapi dia tak juga menchat aku, sungguh sedihnya. tapi aku penasaran dia dapat dari mana pin bb ku apa iya dia mencari tahu atau di kasih tau atau minta kepada teman-temanku? Oke lah, akhirnya aku menchat dia lebih dulu aku menanyakan tahu dari mana pinku dia menjawab dari salah satu teman bimbelku. Dan akhirnya kita sering kali bbm-an. Aku dipanggil bawel olehnya, sungguh itu sesuatu banget.
Tapi lama kelamaan kita semakin jarang bbm-an entahlah mungkin sama-sama bosan, tapi setelah itu mulai sering lagi bbm-an ya kaya pasang surut gitu.
Akhirnya liburanku tak kesepian lagi semenjak dia sering bbm-an denganku. Yeaaa!
Hari masuk sekolah semakin dekat, dan akhirnya tak terasa sudah masuk sekolah ada senang dan sedih sih. Sedihnya aku rada sedikit malas sih. Tapi senangnya luar biasa, bisa melihat dia. Dan di tempat bimbel aku sering sekali bercanda dengannya. Di kelas aku punya satu teman yang paling mengerti aku, dan dia gak percaya kalau aku dekat dengan dia. Temenku bilang kataya dia cuek sama aku kaya orang gak kenal gitu pdahal dia gak tau sehari-harinya aku di tempat bimbel kaya gimana dengannya, dekat sekali akrab banget. Pas aku fikir-fikir memang benar sih, dia mungkin gak pernah sesekali menyapa aku di sekolah padahal aku kalau cerita lagi deket sama dia ke temen aku itu gak bohong gak ngada-ngada tapi beneran asli karena dia gak satu lesan aja sama aku jadi dia gak tau kan. Tapi pas besoknya sesekali dia menyapaku di depan temanku itu dia menanyakan suatu hal menyangkut tempat bimbel, ya tapi Cuma sekali itu doang dan besoknya ga pernah lagi anehnya di tempat bimbel itu semakin dekat. Aku pernah menyapa dia sekali aku pengen ngetes dia tapi dia seperti mengabaikan itu. Pada saat bimbel waktu lagi seru-serunya bercanda aku memarahi dia aku berkata “Lo kenapa sih kalau di sekolah kaya gitu, belagu banget, ya kalau di sekolah kaya gitu mending di tempat ini kaya gitu aja. Terus mending kita kaya dulu lagi aja sama-sama ga kenal!” dia langsung menatapku penuh dengan kebingungan. Lalu aku langsung meninggalkannya, tapi pada hari esok aku lupa dengan perkataan ku di hari kemarin kita justru seperti biasanya. ngobrol-ngobrol, bercanda, ketawa-ketawa. bener-bener lupa deh!
Dan gak kerasa sudah ulangan aja.
Hari senin hari pertama aku ulangan kenaikan kelas, kalau ulangan itu kan biasanya pulangnya cepat ya jadi aku dan yang lainnya bimbelnya pas pulang sekolah langsung, mungkin biasanya sore. Pas pulang bimbel aku dan temanku berencana untuk main dan teman-temanku mengajaknya untuk ikut main, awalnya dia gak mau ikut lalu aku juga mengajaknya dan akhirnya dia mau juga, mungkin itu karena dia ada teman pulang barengnya. Lalu kita bercanda-canda, teman-teman dan aku disediakan cokelat dan es oleh tuan rumahnya. Salah satu teman ku ada yang lagi dikerjain, dikerjainnya itu kita pura-pura meninggalkannya terus satu temanku menyembunyikan sepatunya yang dikerjain itu. Saat semua telah asyik dan lupa lagi untuk berpura-pura meninggalkannya aku juga lagi berhadap-hadapan dengan dia. Saat aku mau memasukan cokelat ke dalam mulutku dia tiba-tiba menarik tangan ku kencang, aku gak ngeh dan tiba-tiba aku sadar kalau maksudnya dia itu untuk bersembunyi dan pergi meninggalkan salah satu teman yang sedang dikerjain itu aku kaget sekali, sayang tuh cokelatnya hehe. Tapi aku jadi malu saat dia menarik tanganku begitu kencangnya.
Pas sudah naik kelas VIII, aku keluar dari lesan. Saat itu aku masih suka bbm-an sama dia lalu dia menyakiti ku, dia pernah berjanji kepada ku untuk tidak mempunyai pacar, janji itu sering kali dia ucapkan lewat bbm atau secara langsung. Saat tanggal 25, September 2012 aku mengubah status bbm ku menjadi tanggal lahir ku 26, September 1999. Dan tiba-tiba dia mengucapkan happy birthday kepadaku padahal setahu aku, aku kan hanya mengubah di status bukan di Recent Updates berarti saat itu dia sedang fudul profil aku di bbm dong? Ya kan?
Lalu aku menjawab “besok, sekarang belum-_-”. Lalu esok harinya aku mencari dia aku ingin dia melihat wajahku dengan penuh harapan, ini supaya dia tak lupa dengan perkataan dia yang kemarin. Tapi pas aku tahu dari salah satu temanku dia ternyata telah memiliki seseorang orang penting dalam hidupnya selain keluarga. Ya, benar yaitu seorang kekasih Laku pupus, putus asa, sakit rasanya melebihi dari rasa sakit demam atau sakit gigi. Aku menangis di hari ulang tahunku. Kenapa? kenapa dan kenapa dia meningkari janjinya padaku? apa arti dari 2 tahun ini?
Sungguh ini yang paling juara dari sekian kali pertengkaran kita, hilang sudah semua harapan ku. Aku membencinya, tapi aku juga menyayanginya.
Setelah aku dengar semua kabar itu aku langsung mendelete contactnya dari bbm. Sungguh aku sangat kecewa dengan semua janjinya itu padaku itu :’( . setelah peristiwa itu aku langsung lost contact dengannya aku sudah tidak lagi bimbel, aku sudah tidak lagi berteman di bbm dan facebook, aku sudah tidak pernah smsan lagi. Semuanya terjadi apa yang aku ucapkan padanya, kita benar-benar kaya dulu lagi sama-sama gak kenal. Setiap aku bertemu dengannya di sekolah aku sering melihatnya dan begitu pun sebaliknya. Aku selalu berusaha untuk bisa melupakannya, walau aku tahu itu semua memang sulit. Tapi, aku harus bisa melupakan orang yang bukan lagi jadi penting dalam hidupku.
Cerpen Karangan: Septi Fajri Fauzia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar