Aku duduk termenung di atas sebuah kursi di teras kamarku. Menatap bintang dan bulan, berharap mereka mengerti perasaanku yang tak menentu. Ya, sangat tak menentu.
Beberapa bulan lalu aku bertemu dengannya. Ya, satu-satunya orang membuatku terpukau setelah 2 tahun. Aku mengenalnya di sekolah, dia memang tak setampan pria lainnya, tapi bagiku dia cukup menawan. Setelah mengenalnya lebih dekat, aku mulai merasa nyaman dengan segala perhatiannya padaku. Apa kau menyukaiku?
2 minggu pun berlalu, aku mulai mendengar gosip-gosip antara aku dan dia. Tak heran jika aku memiliki saingan yang berat karena dia bukanlah orang dari negeri ini. Ya, Korea. Semakin hari aku semakin dekat dengannya dan dia mulai berani duduk di sampingku dengan penuh keceriaan. Sampai akhirnya aku merasa bahwa aku mulai menyukainya.
Tahun ajaran berlalu dengan kenangan dan memori tentangnya. Saat aku mulai yakin dengan dia, hadirlah seseorang yang mungkin memikat hatinya. Entahlah, aku semakiin tak yakin dengan segala kenyataan pahit ini. Aku pun mulai jauh dengannya, sangat jauh. Di antara kami bagaikan hadir sebuah dinding. Aku mencoba menghancurkan dinding itu dan menepis semua jarak antara kita, tapi apa yang kuinginkan tak juga terlaksana dan akhirnya membuatku kembali terpuruk.
Dia bersama perempuan itu di depanku, mengulang memori yang ada di benakku. Tapi, hanya aku dan perempuan itu sajalah yang berbeda.
Dia bersama perempuan itu di depanku, mengulang memori yang ada di benakku. Tapi, hanya aku dan perempuan itu sajalah yang berbeda.
Hatiku mulai resah dengan segala keadaan ini, mungkin kamu memang tak ditakdirkan bersamaku. Mungkin aku hanya bisa menjadi seorang sahabat bagimu.
Cerpen Karangan: Ellena Crysantha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar