Jumat, 15 November 2013

Cerpen - Senja

Kecewa, mungkin hanya kata itu yang dapat mewakili apa yang sekarang Senja rasakan. Seketika air matanya pun jatuh berguguran membasahi pipinya yang kemerah-merahan. Air mata Senja yang kini berguguran semakin menjelaskan betapa kecewanya dia. Ya, foto itu. Foto yang membuat rasa kecewa itu ada. Foto itu yang membuat air mata Senja berguguran. seketika mata Senja pun terpejam, ia mulai meraba-raba kembali peristiwa apa yang terjadi dibalik foto tersebut.
Regi, seseorang yang Senja pilih untuk menemani hari-hari Senja yang sepi. Awal pertemuannya dengan Regi diawali di SMA HARAPAN. Tepatnya pada saat penerimaan siswa baru. Senja yang sedang duduk di bangkunya langsung duduk terdiam ketika melihat para anggota osis yang masuk ke kelasnya. Mata Senja pun mulai memperhatikan baik-baik para anggota osis, dan kini pandangannya pun terhenti pada seorang pria yang menurutnya paling manis di antara anggota osis lainnya. Tubuhnya yang tinggi dan style yang keren semakin menujukkan betapa sempurnanya dia ditambah lagi dengan lesung pipi yang membuatnya semakin menawan.
“perkenalkan nama saya Afregi Natadisastra biasa dipanggil Regi” ucapnya dengan lembut
Jantung Senja pun berdetak lebih kencang dari biasanya ketika mendengar suara Regi. Masa orientasi pun kini telah selesai, Senja kini tlah resmi menjadi murid di SMA HARAPAN. Hari demi hari Senja pun mulai akrab dengan Regi. Lucu memang yang awalnya hanya sekedar kakak kelas dan adik kelas lalu berubah menjadi teman dan sekarang Senja dan Regi pun menjadi pasangan kekasih. Memang sangat singkat waktu yang mereka lewati untuk merubah kata teman menjadi kata pacar. Tapi, itulah cinta datang disaat yang tak diduga dan tak tau dimana cinta itu datang.
Tepat tanggal 14 esok hari jadi cinta Senja dan Regi yang ke lima bulan. Selama lima bulan tersebut banyak suka dan duka yang dilewati oleh mereka berdua. Senja pun semakin yakin bahwa Regi adalah yang terbaik dari yang terbaik dari semua cowok yang pernah ia kenal.
1 pesan diterima
Sayang.. nontonnya kita tunda dulu ya diganti sama hari rabu sehabis kita pulang sekolah..
Dengan cepat Senja membalas pesan yang dikirim oleh Regi
Kok di tunda emang kenapa..??
Dengan sabar Senja menunggu balasan dari Regi. Satu menit, dua menit, lima menit.
1 pesan diterima
Kamu kan tau aku ada acara sama anak-anak basket buat sparing bareng
“Sabar Senja jangan nangis jangan nangis, jangan nangis kan masih ada hari lain sabtu ke rabu gak lama kok. Ayo belajar ngertin Regi jangan maunya dingertiin doang” ucap senja dalam hatinya seraya menguatkan dirinya sendiri. Senja pun mulai mengetik balasan pesan dari Regi.
Bukannya itu hari kamis. Kita kan jalannya hari sabtu.
Entah apa yang ada difikiran Senja saat ini. Di satu sisi ia merasa dinomor duakan oleh pacarnya sendiri di sisi lain ia harus belajar mengerti apa keinginan pacarnya.
1 pesan diterima
Anak-anak mintanya hari sabtu yang. Lagian aku juga gak enak kalau enggak ngikut. Kamu kan tau itu udah direncanain dah dari jauh-jauh hari
Senja pun tak bisa menahan lagi air matanya. Airmata yang sedari tadi ia tahan tumpah begitu saja ketika ia membaca pesan yang dikirim oleh Regi untuknya. Senja pun mulai mengetik apa pesan yang akan dikirim olehnya.
Iya aku tau kok
Dengan setia Senja menunggu pasan dari Regi. Tetapi yang didapat oleh Senja adalah kekecewaan. Ini bukan kali pertamanya Regi membatalkan janji yang telah dibuat.
Hari rabu sepulang sekolah dengan setia Senja menunggu Regi keluar kelas. Sambil memutar mutar sedotan pada minumannya Senja menunggu Regi keluar dari kelasnya.
“kamu udah lama ya..? maaf ya cantik gurunya ngoceh mulu jadi lama deh keluarny” kata Regi sambil mengacak ngacak rambut Senja yang tlah tersisir rapi dengan manja.
Salah satu kebiasaan Regi yang membuat Senja semakin sayang olehnya adalah kejadian seperti ini. Regi selalu bisa membuat kebahagian Senja menjadi sempurna dengan caranya sendiri.
“Iya cakep. Kita langsung pulang apa main dulu.” Tanya Senja dengan tatapan yang penuh harapan
“ya langsung pulang lah, nanti dicariin mamah aku diomelin. Ayo pulang sekarang” jawab Regi sambil menarik tangan Senjadan membawa Senja menuju parkiran motor.
Di sepanjang perjalanan pulang Senja berusaha mengubah segala fikiran buruk tentang Regi. Entah apa yang membuat Senja hingga saat ini masih bertahan dengan Regi. Padahal sering kali Regi membuat senja menangis, yang Senja tau ia nyaman ketika berada di samping Regi dan bersama Regi kebahagiannya menjadi sempurna. Ini bukan kali pertamanya Regi membatalkan janji dengan Senja. Regi memang sering membatalkan janji dengan Senja secara tiba-tiba. Sabar!! hanya kata itu yang selalu difikiran Senja saat Regi mengulang kesalahannya.
“Senja.. Ada Regi tuh di luar” teriak mamah
Senja yang sedang membaringkan tubuhnya di tempat tidur langsung bergegas menemui Regi. “akhirnya si pacar ngajak gua nonton juga dari tadi kek kaya gini gak usah nunggu gua galau baru diajak nonton.. ah makin sayang dah ah sama si pacar” kata Senja dalam hati. Senja pun melangkah dengan senyuman yang terus mengembang di pipinya.
Senja pun menatap mata Regi dengan tatapan yang penuh harap..
“sayang..” ucap Regi
“apa..” balas Senja..
“ayo Regi bilang..!! ajak gua nonton apa main jangan cuman di rumah kaya gini” lanjut senja dalam hati
“aku sayang sama kamu tapi maaf buat sekarang kita gak bisa buat sama-sama lagi..” sambung Regi
“emang kamu mau kemana..?”
“aku udah kelas tiga aku mau fokus dulu sama ujian aku.. nanti kalau udah selesai aku pasti sama kamu lagi. Aku harap kamu ngerti sama keadaan aku ini” Regi pun meraih tangan Senja dan menatap mata Senja
“kalau kamu sayang sama aku kenapa kamu ngelepasin aku..? aku kira kamu kesini mau ngajak aku nonton tapi gak taunya kamu malah ngomong kaya gini.. pantesan aja kamu akhir akhir ini berubah enggak taunya kamu minta putus sama aku.” Air mata Senja pun kini mulai menetesi pipinya yang mungil
“Senja maaf”
“udah aku gak apa-apa kok, kamu pulang aja besok kan sekolah lagian udah malem” kata senja seraya menyingkir kan tangan Regi yang mencoba menghapus air mata Senja.
“Senja aku minta maaf”
“kakak Regi aku udah gak apa-apa kok. Aku udah gak mau jadi Senja yang cengeng sekarang kakak Regi pulang ya” Senja pun berusaha mengembangkan senyum kekecewaannya.
“ya udah aku pulang kamu jangan nangis kalau kamu nangis aku gantung di tiang bendera” kata Regi. Ciuman terakhir Regi pun mendarat tepat di kening Senja. Regi pun berjalan menjahui Senja yang terduduk manis di bangku terasnya.
“Jasmine Senja Cantika tunggu aku disitu ya” teriak Regi dari kejauhan
Hanya senyuman manis Senja yang membalas teriakan Regi. Dengan langkah yang berat Senja mulai memasuki kamarnya yang penuh dengan foto-foto bersama Regi. Tak ada lagi ucapan selamat pagi dari Regi tak ada lagi makan siang di dalam kelas, semua kebiasaan yang dilakuakan Regi hanya menjadi kenangan untuk senja. Mata Senja pun kini benar benar terpejam di peluknya foto Regi dengan erat..
Cerpen Karangan: Lisa Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar