Jumat, 15 November 2013

Cerpen - Akankah Kalian Tahu

Masa smp kulalui dengan sangat indah. Orang bilang, masa smp adalah masa-masa sekolah yang paling indah dibanding masa sekolah lainnya. Mungkin mereka benar. Pada masa smp aku memiliki banyak teman dan sahabat. Bagiku, sahabat adalah segalanya. Mereka adalah yuki, rica, afif dan tri. Bagiku, mereka adalah sahabatku. Aku tak tahu apakah mereka menganggapku sahabat mereka. Entahlah. Aku tak mengharapkan balasan yang indah dari mereka. Aku cukup menikmati sendiri.
3 tahun sudah ku lalui masa smp dengan penuh canda, tawa, dan tangis. Ya, tentu hal itu ku lalui bersama yuki, afif, rica, dan tri. “jangan lupain gue ya kawan..” ucap ku kepada yuki, afif, rica dan tri saat perpisahan 1 tahun lalu. Sedih memang, apalagi mengingat mereka seperti tidak mengingat aku hadir di sana. Layaknya orang yang dilupakan. Tapi apa boleh buat, aku terlanjur sayang pada mereka. Jadi, aku hanya bisa menerima perlakuan yang mereka lakukan padaku. “eh, ada rina.. Iya rin, jangan lupain kita juga ya..” jawab yuki mewakili rica, afif dan tri. Aku mengangguk pasti.
Selepas itu, aku dan mereka lost contact. Sampai sekarang aku kelas x, rasanya jarang sekali kami berkomunikasi secara langsung ataupun lewat social media. “mungkin mereka sibuk” pikirku dalam hati.
11 desember, itu adalah hari lahirku. Aku mendapat ucapan ulangtahun dari orangtua, kerabat baru, dan sahabat baru ya ku dapat dari kelas x.
Aku mencoba mengecek facebook ku. Hasilnya nihil. Mereka benar-benar melupakanku. Sedih sekali rasanya. Apalah artinya 3 tahun yang telah dilalui bersama. Apalah arti tertawa dan menangis bersama. Apalah arti kata-kata indah penuh harapan yang telah diucapkan. Jika pada akhirnya aku menyerah untuk menunggu mereka. Bahkan rasa sayang dan rinduku tak mampu mengalahkan rasa menyerahku.
Akankah mereka tahu, aku sangat menyayangi mereka. Aku sangat merindukan mereka, aku sangat mengharapkan mereka seperti dulu, setidaknya 3 tahun lalu saat kita baru berikrar kita sahabat. Mereka adalah orang terkasih setelah keluargaku. Mereka adalah orang yang selalu kubanggakan. Namun itu dulu. Mulai saat ini, aku menyerah untuk selalu ada dalam kesepian menunggu kedatangan mereka. Biarlah mereka menjadi bagian terkecil dalam memoriku sebagai memori terindah yang pernah ku rasakan.
Cerpen Karangan: Istiqomah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar