Jumat, 15 November 2013

Cerpen - The Broken Styrofoam – The Story Of The Madness

Ozy Milano berlari sekuat tenaga. Menghabiskan nyaris semua staminanya. Membakar jiwa yang sudah tidak utuh lagi. Pemandangan tadi. Ketika matahari terbenam. Saat Ozy ingin pergi menunaikan ibadah kewajibannya. Dua orang anak manusia duduk di atas batu besar kali. Mereka menunggu matahari terbenam. Duduk berduaan layaknya pasangan kekasih. Tepat saat matahari terbenam. Seorang lelaki yang duduk di sampingnya mencium perempuan di sebelahnya. Tepat di bibirnya. Pemandangan yang menusuk mata. Tembus hingga ke lubuk hati.
Ozy sampai di depan rumahya. Membuang semua pandangan tadi. Membuang rasa sakit dan pedih yang di alami. Ozy masuk ke kamarnya. Banyak tertempel styrofoam di kamarnya. Masing-masing styrofoam memiliki kisahnya masing-masing. Khususnya yang berwarna merah hati. Disitu tertempel foto perempuan yang amat Ozy cintai.
Bruk..
Satu pukulan tepat mengenai wajah perempuan manis yang ada di dalam foto.
Brukk. Ozy mengulangi pukulannya. Lagi. Dan lagi. Darah bercucuran di tangannya. Merah. Tangannya basah dengan warna merah darah. Tangannya mengeluarkan darah yang begitu banyak. Ozy tetap mengulangi pukulannya. Terus menerus hingga dia sudah tidak punya tenaga untuk menahan rasa sakit yang ada di tangannya. Tapi hatinya lebih sakit dari pada tangannya yang berdarah. Karena rasa sakit ini merenggut seluruh hatinya yang masih utuh.
Ozy merobek satu persatu styrofoam yang terpajang di dinding kamarnya. Membuangnya ke tong sampah. Sedikit bensin untuk membakar semua kenangannya dengan cepat. Tangannya sudah dibalut dengan kain untuk menghentikan pendarahan.
Malam hari. Ozy berniat mengumpulkan kayu bakar. Tapi ekor matanya mengikuti dua pasangan kekasih baru. Perempuan itu. Mereka berdua pergi ke ke dalaman hutan. Apa yang ingin mereka rencanakan? Tanda tanya dalam batin Ozy. Ozy mengikuti mereka diam-diam.
Tepat di kaki gunung. Lelaki itu mengeluarkan barang-barang yang dibawanya dengan plastik. Kembang Api. Mereka berdua membakar kembang Api. Mungkin mereka berdua ingin merayakan hari jadi mereka dengan membakar kembang api. Ozy melihat keindahan kembang api itu. Tapi tak sedikit pun Ozy merasa terhibur.
Lelah memperhatikan kembang api yang di bakar, Ozy kembali kepada niat awalnya, mencari kayu bakar. Saat ia hendak beranjak, terdengar jeritan dari perempuan itu. Ozy mencari tahu mengapa. Lelaki itu mencengkram tangan perempuan itu. Dia terjatuh ke tanah. Ozy langsung berlari menyiapkan tangannya. Meluncurkann serangan pukulan tepat di wajah lelaki yang hendak berbuat jahat kepada perempuan itu. Dia tersungkur jatuh kesakitan. Satu kali pukulan lagi di wajahnya. Lagi dan lagi. Dia tak sadarkan diri.
Ozy memalingkan wajahnya dari perempuan itu. Ia beranjak pergi meninggalkannya. Ozy mendengar kata ucapan terima kasih darinya. Tapi Ozy menghiraukannya. Ozy meninggalkan dia sendiri. kembali kepada niat awalnya. Mencari kayu bakar.
Esok hari. Perempuan itu mendatangi rumah Ozy. Dilihatnya banyak abu di depan rumah Ozy. Bekas bakar-bakar. Dilihatnya ada foto dia sedang tersenyum bersama Ozy sudah terbakar setengah. Mungkin hujan semalam menghentikan pembakarannya.
Dia mengetuk pintu rumah Ozy. Tapi tak ada balasan. Tidak terkunci. Dia menyelidik seisi rumah itu. Tidak ada orang. Segelintir tanda tanya muncul di benaknya. Apakah Ozy belum pulang?. Dia keluar dari rumah Ozy. Dengan segudang pertanyaan.
Dari kejauhan muncul seorang kakek tua menggendong seorang pemuda yang terluka. Apakah itu lelaki yang hendak berbuat jahat kepadanya semalam?. Perempuan itu mendekatinya. Ozy. Kaget. Lehernya penuh dengan noda darah. Ada bekas serangan benda tajam di leher Ozy. Ozy sudah tak bernyawa lagi.
Tangis sudah tak terbendung dari perempuan itu, ternyata tersangka yang melakukan pembunuhan adalah lelaki yang semalam. Lelaki itu tidak terima Ozy memukulnya. Saat di tengah hutan, saat Ozy sedang mengumpulkan kayu bakar. Dari belakang dia menyerang Ozy dengan senjata tajam mengenai leher Ozy. Ozy tidak berkutik. Dia kabur, tapi hansip melihat perbuatan keji itu. Dengan cepat warga mengejar lelaki jahat dan menangkapnya.
Cinta yang tak terbalas. Ozy hanya bisa merasakan betapa sakitnya mencintai seseorang. kini yang ada hanya penyesalan. Kematian memutus kisah hidupnya.
Perempuan itu. Dia hanya bisa meratapi kematian Ozy. Dia baru menyadari bahwa ada Ozy yang sangat mencintainya.
Lelaki itu. Setelah beberapa tahun dia dibebaskan dari penjara. Memulai hidup baru.
Cerpen Karangan: Adil Mudhoffar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar