Jumat, 15 November 2013

Cerpen - Tak Ada Lagi Sepertimu

“Al, sejatinya kita tidak pernah tau bagaimana masa depan, dia bagaikan misteri yang nyata” kata Fajri sambil merapikan buku-bukunya.
“Iya, gue paham akan hal itu, tapi.. Ah..”
“sampai kapan sih, loe mau bertahan dengan sikap Linda yang kayak gitu? Pengorbanan loe itu udah banyak banget ke dia, tapi apa responnya? Dia nggak menghargai itu sama sekali Al, dia cuman anggap loe sebagai angin, bahkan baginya kalau loe itu nggak berguna sama sekali” pernyataan Fajri seakan membuat hati Al tersayat benda tajam.
“Entahlah Faj” Al menatap keluar jendela kamar, inilah hal yang biasa dia lakukan ketika merasa kecewa. Kata-kata Fajri masih merasa terdengar olehnya. Sampai kapan dia mau bertahan?
Linda adalah orang pertama yang Al suka, gadis cantik, pintar, berprestasi dan banyak di gemari orang. Namun sayang pengorbanan Al terhadapnya sungguh sia-sia, tak di hargai sedikit pun oleh Linda. Bahkan Al rela mendonorkan ginjalnya untuk menyelamatkan Linda. Namun Al tetap ikhlas dan tak pernah menyesal akan hal itu. Matanya terpejam sejenak merenungkan yang terbaik untuknya, Al memutuskan untuk harus bicara kepada Linda.
Senja yang indah dengan suara indah deburan ombak yang berkejaran di tepi pantai, pemandangan yang dapat menenangkan hati walaupun tak dapat menghapuskan luka lama, paling tidak ini bisa mengikis rasa sakit itu.
“Ada apa kau memanggilku kesini” tanya Linda yang berada di balik punggung Al
“Kau tahu kan bagaimana perasaan ku terhadapmu? Dan itu telah bertahun-tahun tetap masih ada sampai sekarang. Tapi kini ku memutuskan untuk memilih jalan baru” jelas Al tanpa berbalik menatap Linda
“maksud kamu?”
“segala hal yang telah kulakukan untukmu pasti kau telah melupakannya dan kau tidak menghargainya, bahkan kau pun tidak pernah menganggapku ada. Aku tidak pernah menyesali hal itu, bahkan ku senang bisa berbagi denganmu. Terima kasih untuk hal itu Linda”
“Al, seharusnya aku yang berterima kasih untuk hal ini”
“Linda, jaga dirimu baik-baik ya, sukses untuk karirmu dan semoga kau mendapatkan yang lebih baik” sekilas Al menatap Linda dan tersenyum kemudian meninggalkannya bersama matahari meninggalkan senja.
Inilah awal hari-hari Linda tanpa Al, baru kali ini dia merasakan sepi yang sangat luar biasa dalam hidupnya, tergugah hatinya intuk melihat barang-barang yang di berikan Al untuknya. Dia membuka kotak itu dan menatap semua isinya, tiba-tiba air matanya menetes.
Seminggu berlalu hingga sebulan tak ada kabar dari Al, dia merasa aneh. Linda pun ke rumah Al untuk mencarinya tapi rumahnya sepi seperti tidak berpenghuni, Linda merasa kecewa terhadap dirinya sendiri, menyesal telah menyia-nyiakan Al yang selama ini mencintainya dengan tulus.
“cari Al? sudahlah, dia sudah nggak ada” kata Fajri yang tiba-tiba muncul di balik punggung Linda
“hah? Dia sudah nggak ada?” tanya Linda dengan nada penyesalan
Angin berhembus kencang menyapu dedaunan. Linda duduk termenung di bawah pohon rindang menyesali segala perbuatannya terhadap Al.
“Linda, kecewa, penyesalan tidak akan pernah datang di awal kisah hidup seseorang. Dan sekarang kau paham akan hal itu” kata Fajri dengan tatapan kosong.
“Aku benar-benar menyesal Faj, tidak pernah menghargai dia sedikitpun, tidak pernah menganggap dia ada. Aku menyesal Faj, andaikan dia ada di sini ku akan melalukan apapun untuknya. Ku harap dia kembali” jelas Linda dengan linangan air mata.
“namun sayangnya dia telah memilih jalan lain untukmu Linda, dia tidak akan pernah kembali untukmu”
“maksud kamu Faj?”
“Dia pernah bilang, segala hal tentang mu akan dia lupakan dan memulai hal baru, hidup baru, cinta yang baru dan sepotong hati yang baru. Baginya, dia bukanlah orang yang tepat buat mu”
“Tapi, cuman dia yang benar-benar aku butuhkan Faj”
“tak akan ada lagi orang yang seperti dia yang akan datang mengorbankan nyawanya untuk mu Linda”
“Mengapa?”
“karena dia telah bertunangan sekarang, dia mendapatkan seseorang yang baik seperti dirinya sendiri. Dia mendapatkan seseorang yang dapat mendukungnya dan memberikan solusi terhadap masalahnya. Hidupnya lebih baik sekarang tanpa mu” jawaban Fajri membuat dada Linda sesak seakan tak dapat menghirup udara.
“… Sebulan yang lalu Al mendapatkan beasiswa di australi sebagai mahasiswa terbaik, disanalah dia sekarang. Linda, ku harap kau bisa menata kehidupan mu untuk menjadi yang lebih baik” sambung Fajri, kemudian pergi meninggalkan Linda yang duduk menangis seorang diri. Suasana hening, hanya suara angin berhembus menyapu dedaunan yang terdengar.
Terkadang saat kita sangat mencintai seseorang yang tidak pernah mencintai kita sebelumnya, dia akan berbalik mencintai kita di saat kita benar-benar menghilang dari kehidupannya.
Cerpen Karangan: Fajria Al Fajr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar