Jumat, 15 November 2013

Cerpen - Yang Selama Ini Tidak Pernah Mau Dengar Semua Larangan

Kini usia ku genap 20 tahun. Terimakasih tuhan yang masih beri aku kesempatan melihat dunia ini dan masih merasakan kebahagian hidup bersama keluarga, sahabat dan orang yang tersayang. Aku mempunyai orang tua, pacar dan sahabat yang selalu menyemangati aku dalam hal apa pun. Orang tua ku bekerja di salah satu pemerintahan tepat nya di navigasi (perhubungan laut). Hidup kami selalu berkecukupan. Saat ibu ku terkena penyakit yang begitu amat susah diobati dan kami bnyak mengeluarkan biaya yang sangat besar. Dari situ hidup aku sudah mulai seperi burung yang kehilngan sayap dari salah satu sayap nya. Tapi dari situ juga aku mendapatkan banyak pengalaman dari kisah hidup ku sendiri, aku mulai sadar yang nama teman, sahabat, pacar dan orang-orang yang gak pernah tau atau sama sekali gak peduli dengan kehidupan ku.
Awalnya aku mengirra hidup ku konyol, gak berwarna sedikit pun, tapi aku bersykur punya sahabat dan pacar yang selalu sayang terhadap ku. Rozi, nama pacar aku yang sudah hampir 10 bulan aku jalani bareng dia. Terima kasih tuhan, telah karuniakan aku ketemu cowok yang benar-benar mencintai aku dan kluarga ku.
Kisah cinta kami terlalu panjang kalau buat aku ceritain, bermula dari orang tua kami yang sama-sama sayang terhadap kami dan mau nerima kami dalam hal apapun. Berbeda terhadap ayah ku yang selalu mojokin aku buat berhenti dan harus bisa ngejahui si rozi. Segala macam larangan yang diberikan ayah kepada ku agar aku tidak menemui rozi pacar ku. Tapi aku tetap menjalani hari-hari ku tanpa ada satu yang bisa melarang aku buat menemui rozi.
Beberapa bulan kemudian semua nya terbukti setelah rozi mendapat gelar serjana dan mendapat kan pekerjaan yang dari awal ia impi-impikan, kisah kami hancur setelah masuk orang ketiga dari pihak keluarga rozi. Hidup aku mulai tidak berwarna sama sekali. Aku menyesali tingkah aku yang selama ini tidak pernah mau dengar semua larangan ayah ku. Kini kami hidup layak nya orang yang tidak pernah kenal sama sekali.
Cerpen Karangan: Sri Rama Wati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar